Senin, 24 September 2012

SUPER MODEL PART 2 ^CERBUNG CAIK^

“Stress banget berhadapan sama si duo NRG itu!!” Geram Oik ketika ia sudah berada di kamar Ify. Ify yang sedang membaca majalah sedari tadi pun mengalihkan pandangannya kepada Oik.
            “Memangnya kenapa Ik???” Tanya Ify. Oik segera mendekat kepada Ify.
            Oik pun menceritakan kronologis pertengkaran kecil antara Elang dan Cakka yang membuat dirinya merasa dikacangin oleh dua bersaudara yang sudah mengontraknya itu.
            “Aneh! Jadi kerjaan lo apa??” Ujar Ify. Oik menghela nafasnya sebelum berkata.
            “Kita bakal ke Pantai Parai Tenggiri lusa, pemotretan buat iklan gitu, dan lo harus ikut.” Ujar Oik. Ify hanya manggut- manggut.
            “Berapa hari kita di sana?” Tanya Ify lagi.
            “Seminggu tiga hari, dan Cakka menolak banget tentang itu.” Jawab Oik.
            “Yes, I know! Tapi, kayaknya bakal seru juga nantinya, kerja sambil liburan. Wowowowoww! Elang baik banget ya.” Ujar Ify, Oik hanya memutar bola matanya melihat tingkah sahabatnya ini.
            “Okey, deh gue mau cuci muka dulu ya...” Ujar Oik lalu beranjak ke kamar mandi meninggalkan Ify yang masih sibuk dengan khayalannya.
            ***
            “Cepetan Kka!!! Oik udah nunggu di bandara,” seru Elang dari ruang makan, sementara Cakka masih sibuk mempersiapkan barang bawaannya.
            “Sabar bro!!!!” balas Cakka. Elang hanya bisa menarik nafas panjang melihat tingkah adik satu- satunya ini yang memang terkesan lelet dan bertele- tele. Hari ini mereka akan bertolak ke Bangka belitung sesuai dengan rencana mereka sebelumnya, pada akhirnya Cakka pun memutuskan untuk mengikuti perkataan Elang, seminggu tiga hari di pantai parai tenggiri dan membatalkan janji liburannya dengan Nadya.
            Setelah beberapa menit menunggu Cakka pun datang dengan sebuah koper besar dan kamera DSLR tergantung di lehernya.
            “Udah beresnya semuanya???” Tanya Elang.
            “Udah, sekarang pamitan lo sama nyokap, gue tadi udah,” Ujar Cakka lalu beranjak meninggalkan Elang.
            ***
            “Mereka kemana sih, Ik??? Seriusan kan mau ke Belitung???” Entah sudah yang keberapa kalinya pertanyaan itu dilontarkan oleh Ify sejak sejam yang lalu.
            “Sabar Fy, mungkin jalanan macet jadi  mereka agak telat datangnya.” Ujar oik dengan santai, ia masih sibuk dengan aktivitasnya yaitu berdandan.
            Ify kembali menatap jam tangan coklat yang melingkar manis ditangannya, ia cukup gelisah karena keterlambatan kakak beradik rekan kerja mereka itu. “Gue bakal pulang kalo 10 menit lagi mereka ga datang!”  Oik hanya bergidik ngeri mendengar perkataan Ify.
            Tiba- tiba dari kejauhan Elang dan Cakka terlihat sedang berlari- lari menuju mereka. Cakka tampak kewalahan membawa kopernya. Oik yang melihat pemandangan itu pada akhirnya tidak mampu menahan tawanya.
            “Ha... Haiii!!! Hhhh.. udahh... lama nunggunya???” Tanya Elang yang masih sibuk mengatur nafasnya.
            “Lumayan sih... kru yang lain sampai bosan nungguin kalian!” Ujar Oik sambil memoleskan lipstick ke bibirnya yang sensual itu, melihat pemandangan itu, Cakka terkesiap dan terpaku sejenak, jantungnya serasa dipompa lebih kencang. Sesaaat pandangannya tidak beralih dari Oik.
            “Oke Kka, urusan check in gue serahin ke elo!” Ujar Elang membuyarkan lamunan Cakka. Dengan segera Elang menyerahkan selembar kertas dan langsung diterima oleh Cakka.
            “Asal yang kayak gini nih, gue kena apesnya!” Ujar Cakka lalu melengos pergi ke customer service. Sementara Elang hanya terkekeh.
            “Cakka bakal sama kita seminggu tiga hari full bareng kita atau ngga???” Tanya Oik.
            “Cakka bakal full bareng kita di sana, gue menang setelah berdebat panjang sama dia semalam.” Ujar Elang. Oik hanya menggelengkan kepalanya. Tak lama kemudian Cakka pun datang sambil bertelepon, mungkin dengan Nadya.
            “Dari siapa Kka??” Tanya Elang ketika melihat Cakka sudah menyimpan handphone- nya ke dalam saku celananya.
            “Dari Nadya, dia kecewa banget gue ngebatalin rencana jalan- jalan gue sama dia.” Ujar Cakka dengan raut wajah sedih. Elang langsung menepuk pundak Cakka.
            “Ga usah sedih bro! Kita bakal Have fun disana...” ujarnya.
            Cakka hanya menghela nafas panjang, entah mengapa melihat raut wajah Cakka yang seperti itu, hati Oik terasa ngilu, ikut merasakan kesedihan Cakka. Ia menatap lama wajah tampan Cakka yang sedang tertunduk sedih.
            “Em.. ehem, aku rasa lebih baik Cakka tiga hari aja disana, kasihan Nadya nantinya.” Tukas Oik. Cakka mendongakkan kepalanya dan menatap Oik dengan tatapan paling  innoncent sedunia. Oik hanya mengernyitkan dahinya.
            “Thanks tapi, itu ga dibutuhkan lagi semua udah batal,” Ujar Cakka dengan lemas.   Oik hendak menanggapi perkataan Cakka namun, suara yang berasal dari pengeras suara yang menggema di ruang tunggu memaksa mereka untuk segera naik ke pesawat.
            Di dalam pesawat pun Oik terus menerus memandangi Cakka yang sedari tadi hanya melamun, menatap lurus ke bawah tanpa memperhatikan yang disekitarnya.
            “Lhhaaa??? Gue kok jadi mikirin Cakka sih??? Arrrgghh... itu urusan dia sama cewenya kok jadi lo yang stress sih, Ik???” geramnya dalam hati. Akhirnya ia pun memilih untuk memperhatikan pramugari yang sedari tadi sedang memberikan pengarahan kepada para penumpang.
            ***
            Oik segera meletakkan kopernya disudut dekat lemari pakaian yang terdapat di kamar itu. Begitu juga dengan Ify dan Sivia. Mereka sudah sampai di cottege sekitar 2 jam yang lalu. Setelah meletakkan koper masing- masing, Sivia dan Ify memilih untuk tidur, sedangkan Oik memilih untuk berjalan- jalan menyusuri pantai.
            Pantai Parai Tenggiri, memang indah, pasirnya yang putih, serta warna airnya yang bening masih sangat terjaga. Siapapun pasti akan selalu ingin kembali ke tempat ini. Oik tersenyum melihat betapa indahnya pantai tempat ia berpijak sekarang, sambil sesekali membidik pemandangan yang indah itu dengan kamera ponselnya. Tiba- tiba matanya terantuk pada seorang laki- laki yang juga sedang sibuk membidik pemandangan pantai ini sama seperti dirinya, dan nampaknya ia tahu siapa lelaki itu.
            “Gue ngga nyangka ternyata lo tuh seorang model! Bahkan bisa dibilang super model.” Ujar Cakka -Laki- laki- itu tanpa mengalihkan pandangannya dari bidikannya. Oik mendengus kesal tadinya, ia berharap bisa menjalin kerjasama yang baik dengan laki- laki yang akan menjadi fotografernya ini, tapi kelihatannya Cakka belum bersedia bekerjasama dengannya.
            “Ohya??? Gue juga ngga nyangka cowo yang membentak- bentak gue ternyata adalah orang yang bakal jadi fotografer gue Wawww... Sesuatu banget yahhh” Balas Oik dengan sengit. Cakka menatap Oik dengan tajam. Begitu juga dengan Oik.
            “Gue ngga tau apa kita bisa bekerjasama dengan baik atau engga, tapi gue harap selama kita jadi partner lo bisa bersikap lebih baik ke gue!” Oik cukup terkejut mendengar perkataan Cakka, ia agak tersinggung dengan perkataan Cakka
            “Waww, bersikap baik ke elo??? Memangnya lo udah bersikap baik gitu ke gue??? Hellow, dengan lo ngomong kayak gini aja, lo udah GA BERSIKAP BAIK sama gue!!!” Balas Oik tak kalah pedasnya, dan sebelum Cakka hendak protes dan membalas perkataannya Oik pun segera meninggalkan Cakka yang sudah sangat kesal dengan sikapnya.
            “Tuh cewe memang rese banget!” geram Cakka.
            ***
            Sore ini pemadangan di Pantai Parai Tenggiri sangat indah, deburan ombaknya, warna oranye yang terlukis di langit serta burung camar yang berterbangan di atas laut bersatu padu menjadi sebuah lukisan alam yang sangat menakjubkan. Ify sedang bersantai di teras cottege sambil memandangi karya alam yang disajikan Sang Pencipta. Tiba- tiba matanya terantuk pada siluet laki- laki yang sedang  berjalan di pinggiran pantai, Ify sedikit menyipitkan matanya dan ia pun tersenyum ketika mengetahui siapa laki- laki tersebut.
            Ify segera melangkahkan kakinya menuju laki- laki tersebut, bermaksud menemui laki- laki itu.
            “Hai Elang,” sapa Ify kepada laki- laki tersebut yang ternyata adalah Elang.
            “Hai juga Fy, jalan- jalan juga?” Tanya Elang sambil memamerkan senyum manisnya. Sesaat hati Ify berdesir melihat senyum Elang.
            “Begitulah, bosan di cottege.” Jawab Ify. Mereka pun menyusuri pinggiran pantai bersama- sama. Keheningan pun meliputi mereka berdua.
            “Mmm... Kapan sesi pemotretannya dimulai???” Tanya Ify memecahkan keheningan.
            “Besok kita mulai sesi pemotretan yang pertama, aku harap  Oik beristirahat cukup malam ini.” Ify menganggukkan kepalanya menanggapi perkataan Elang.
            “Yapps... Aku pastikan Oik istirahat cukup malam ini, biar dia bisa fresh besok,” tambah Ify.
***
            Terlihat beberapa kru sedang berlalu- lalang di atas hamparan pasir putih pantai tersebut. Hari ini sepertinya akan dimulai sesi pemotretan yang pertama. Semua sibuk dengan pekerjaan masing- masing. Ada yang mengangkat peralatan, memasang arus listrik untuk lampu pencahayaan, Cakka sendiri sedang sibuk mengutak- atik kameranya. Sementara di sudut lain Oik masih dimake- up.
            “Pagi Ik..” sapa Sivia yang baru saja tiba di lokasi pemotretan. Oik menyunggingkan senyumnya ketika mendapati sahabatnya.
            “Pagi juga Via, lo kok baru nyampe sih??? Ify mana???”  tanya Oik.
            “dia masih di kamar lagi beres- beres! Oh iya gue kenalan sama cowo lho, tadi..” Ujar Sivia dengan wajah yang berseri- seri.
            “Ohyaa?? Siapa???” Tanya Oik.
            “Namanya Gabrel biasa dipanggil Iel, manis lho dianya!”
            Oik hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya yang satu ini. Sivia sedang jatuh cinta dan Oik sangat paham dengan keadaan sahabatnya itu.
            “Ik, pemotretan udah mau dimulai kok lo masih aja ngegosip sama Via sih!!!” Seru Ify ketika baru saja tiba di tempat Oik.
            “Sabar Fy, dia masih dimake- up tuh!” Sivia mengedikkan bahunya menunjuk Oik.
            “Ya udah makanya buruan, nanti Elang marah baru tahu rasa!” tukas Ify. Ia pun memilih untuk duduk dan membaca majalah fashion yang tergeletak diatas sebuah meja.
            Beberapa menit kemudian Oik pun sudah selesai didandan, mereka pun segera menuju lokasi pemotretan. Tiba-  tiba entah mengapa semua menjadi hening, mereka seperti terhipnotis ketika melihat Oik berjalan menuju mereka. Kru- kru, Elang bahkan Cakka tidak kuasa melepaskan pandangan mereka dari Oik.
            Ify dan Sivia tertawa kecil melihat ekspresi orang- orang yang berada disekitar lokasi pemotretan tersebut. Sementara Oik sendiri kelihatan tidak peduli dengan orang- orang yang berada disekitarnya ia asyik dengan pikirannya sendiri.
            “Kka.. Maksud lo cewe rese yang hampir nabrak lo itu, dia???” Tanya Ray tanpa melepaskan pandangannya dari Oik. Cakka tidak menggubris pertanyaan Ray. Ia masih betah melihat Oik yang saat itu sedang mengenakan gaun pantai berwarna putih ala dewi bintari. Rambut panjangnya tergerai indah dan serta merta ditiup lembut oleh angin semakin menambah pesona yang terpancar dari diri Oik.
            “Eheemmm, aku rasa pemotretannya udah bisa dimulai deh Lang,” ujar Ify sambil menepuk pelan pundak Elang. Elang langsung tersadar dari keterpesonaan(?) nya lalu segera memberi aba- aba kepada para kru. Cakka sendiri langsung menemui Oik yang sepertinya sedang merapikan rambutnya.
            “Gue harap untuk kali ini lo bisa lupain permasalahan kita.” Ujar Cakka dengan tegas. Oik menatap cakka dengan pandangan yang sulit diartikan.
            “Lucu banget sih lo! Dari kemarin lo kayaknya niat banget ya, mengungkit- ungkit masalah itu,” jawab Oik. Cakka mencengkram lengan Oik dengan kasar dan hal itu membuat Oik sedikit terkejut melihat perlakuan Cakka.
            “Hei, gue sama sekali nggak ada niat buat mengungkit masalah kita, gue cuma pengen kita bisa bekerjasama dengan baik, itu saja!” Oik mulai ketakutan melihat ekspresi Cakka pada saat itu. Dengan kasar dan sekali sentakan Oik melepaskan lengannya dari cengkraman Cakka dengan kasar pula.
            Setelah keadaan sedikit lebih baik, tapi masih tetap saja berseteru. Cakka memberi pengarahan kepada Oik, mereka berusaha bersikap profesional.
            “Nah, oke deh kita mulai sesi pemotretannya yaa,” gantian Cakka sekarang yang memberi aba- aba kepada para kru.
            “Oke Oik, seperti yang aku bilang tadi senyum kamu harus lebar yaa...” Ujar Cakka. Oik menganggukkan kepalanya dan mulai menarik sudut bibirnya membentuk sebuah busur berupa senyuman. Cakka tampak puas melihat senyum Oik itu, dan....
            “1.... 2..... 3.... ” suara kamera Cakka pun mulai terdengar beberapa kali dan Oik pun sepertinya mulai sibuk mengatur pose nya sesuai dengan petunjuk dari Cakka sebelumnya.
            Tak terasa sesi pemotretan yang pertama sudah dirampungkan selama kurang lebih 1 jam dan besok adalah jadwal syuting iklannya, Oik berjalan menemui Ify dan Sivia yang sedang duduk- duduk dibawah payung pantai sambil menikmati panasnya matahari.
            “Gilaaaaa!!!! Gue capek Fy!! Can you bring me a softdrink???” Ujar Oik. Tetapi, belum sempat Ify mengambilkannya, sebuah tangan sudah terulur dihadapan wajah Oik sambil menggenggam sekaleng munuman bersoda. Oik segera mengalihkan pandangannya kepada si empunya tangan tersebut dan dia adalah.....
            “Ca.. Cakka???”
            “Yaa,its me! Kenapa???” Tanya Cakka yang heran melihat ekspresi wajah Oik. Oik mengernyitkan dahinya, ia sedang berpikir apa maksud dari tindakan Cakka kali ini. “Ngomong- ngomong nih, ambil dong minuman yang ada ditangan gue, ini buat lo! Gue tahu elo pasti kehausan makanya gue bawain,” tambah Cakka lagi, kali ini Oik menerimanya dengan sebuah senyuman tulus.
            “Thanks ya Kka,”
            “Yuppp, sama- sama! Oke deh gue mau nyamperin mas El dulu ya,” Pamit Cakka lalu meninggalkan Oik.
            “Kok, dia jadi baik gitu sih???” Gumam Oik dengan pelan.
            ***
            “Besok, jadwal syutingnya, malam ini lo harus lebih banyak jam tidurnya, jangan sampai mata lo besok jadi berkantung, paham???” Ujar Ify dengan tegas. Oik hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari majalah fashion yang ada ditangannya.
            Sesaat kemudian, Ify pun meninggalkan Oik, dan gantianlah Sivia yang datang menemui Oik.
            “Si Ify ngomong apa sama lo???” Tanya Sivia lalu segera duduk di samping Oik.
            “Dia bilang, gue harus banyak istirahat soalnya besok syuting iklan! Aduuhh, suer deh Vi, gue capek banget! Pengen refreshing!!!” gerutu Oik sambil  melemparkan majalah yang ada ditangannya ke lantai. Sivia cukup kaget dengan reaksi Oik.
            “Yaa, tapi ini kan sudah jadi resiko dari pekerjaan lo,Ik. Sabar aja lagi,” Oik menghela nafas panjang.
            “Gue mau keluar cari udara segar. Lo mau ikut nggak???” Tanya Oik dan hendak beranjak pergi.
            “Aduh, Ik... Kalo ketahuan Ify bisa gawat kita!!!” Sivia berusaha mencegah Oik. Tetapi, kelihatannya Oik bersikeras ingin keluar malam ini. Dan apa daya Sivia? Ia hanya bisa menghela nafas panjang dan membiarkan Oik memenuhi keinginannya.
            Kemudian Oik pun mengambil cardigannya yang tersampir di balik pintu kamarnya, lalu beranjak meninggalkan cottege.
            Jika boleh jujur, Oik sudah sangat ketakutan. Bayangkan berjalan sendiri di tepian pantai yang dekat dengan kafe- kafe malam dan dalam kegelapan tentu saja. Hanya lampu- lampu kafe lah penerang di sepanjang jalan itu.
            “Adduuhh, nyesel juga gue ga ngikutin sarannya Via...” Gumam Oik. Ia memeluk badannya sendiri yang sedari tadi sudah cukup merinding. Akhirnya ia pun memutuskan untuk kembali ke cottege. Namun, tiba- tiba sebuah tangan menariknya lalu membekapnya. Oik meronta berusaha melepaskan diri dari cengkraman si empunya tangan.
            Orang tersebut kemudian membawa Oik masuk ke dalam salah satu cottege, disaat itulah pikiran- pikiran buruk mulai berkelebat di benak Oik. Ia semakin ketakutan dan panik tentunya. Apalagi keadaan saat itu gelap total di luar maupun di dalam cottege. Oik pun merasa ada yang mendorongnya dan ia pun jatuh terhempas ke sebuah sofa yang ada di ruangan gelap tersebut.
            “Siapa lo?!?!?! Lo jangan coba macam- macam sama gue yaa!!!! Kalo elo macam- macam gue bakal teriak. Tidak ada jawaban dari orang tersebut, sedangkan Oik tidak bisa melihat siapa sosok tersebut karena ruangannya sangat gelap.
            “Woooii, ada orang nggak sih????” Seru Oik dengan suara yang mulai bergetar. Oik pun mulai mendengar suara langkah kaki mulai mendekatinya, Oik semakin takut.
            “Sayang banget ya, gue ga bisa melihat ekspresi lo malam ini,” bisik orang tersebut, sejenak Oik terperanjat ketika mendengar suara orang tersebut.
            “Gue tahu lo siapa!!!” Seru Oik tiba- tiba, secara samar orang tersebut tersenyum kecil.
            “Ohyaa??? Lo bisa bilang ke gue, siapa gue???” tantang orang tersebut.
            “CAKKA NURAGA!!!!!!” teriak Oik, sampai orang yang ternyata Cakka tersebut menutup kedua telinganya dengan telapak tangannya.
            “Bisa nggak lo, nggak teriak- teriak???? Sakit nih telinga gue dengerinnya!” Seru Cakka. Oik yang betul- betul marah dan merasa dirinya telah dikerjai akhirnya memilih untuk bangkit dari sofa lalu mendorong Cakka dengan keras hingga terjatuh di lantai.
            Oik segera melangkahkan kakinya di dalam ruangan yang gelap tersebut hendak mencari saklar lampu, namun, karena ruangannya memang gelap gulita ia tersandung tubuh Cakka dan terjatuh tepat diatas tubuh Cakka.
            Sejenak Oik bisa mencium aroma parfum Hugo Boss menari- nari didekat indra penciumannya, dan ia sedikit terbuai, begitu juga dengan Cakka, wangi shampoo yang berasal dari rambut Oik, bersatu padu dengan oksigen dan terhirup olehnya, lalu dialirkan melalui darah sehingga sadar tidak sadar membuat jantung Cakka terasa dipompa lebih cepat dari sebelumnya.
            Tiba- tiba Oik merasakan sesuatu yang lembab dan basah menyentuh sudut bibirnya, hal ini membuatnya cukup terkejut, lalu segera bangkit berdiri, diikuti juga dengan Cakka. Cakka pun segera berjalan menuju saklar lampu, dan sedetik kemudian ruangan tersebut menjadi terang.
            “Heeh!!! Maksud lo bawa gue kesini apa?? Lo mau memperkosa gue ya?!?!?!” Tanya Oik dengan tatapan tajam, Cakka tertawa kecil.
            “Tadinya gue mau bikin surprise buat elo, sebagai permintaan maaf gue soal masalah kita, dan sekaligus buat membangun relasi and chemistry antara kita sebagai partner kerja,” jawab Cakka dengan tenang. Oik jadi salah tingkah menyadari kesalahpahamannya.
            “Tapi, kayaknya lo nggak mau menerima permintaan maaf gue, jadi sorry karena udah membuat lo merasa terganggu dan--  ketakutan!” Cakka langsung tertawa keras begitu mengucapkan kata ‘ketakutan’. Oik semakin merasa malu dan langsung beranjak meninggalkan Cakka yang masih saja tertawa.
            Sesaat setelah kepergian Oik, Cakka terdiam ia mengusap halus bibirnya yang tadi sempat menyentuh sudut bibir Oik dengan jari kemudian mengecapnya.
            “Waawww, rasa strawberry nih kayaknya,” gumam Cakka.

            ***

Minggu, 26 Agustus 2012

SUPER MODEL ^CERBUNG CAIK^ Part 1

Kilatan blitz yang berasal dari kamera wartawan maupun fotografer  yang berada di sekitar catwalk itu, seakan- akan mengiringi langkah Oik di atas catwalk itu. Gaun pengantin yang ia kenakan pada saat itu semakin menunjang penampilannya yang cantik dan rupawan. Oik semakin percaya diri untuk memamerkan senyumnya yang manis dan menggoda itu. Semua orang yang berada di sekitar catwalk itu tidak berhenti memandangi Oik dengan kagum, beberapa menit setelah ia berlenggak- lenggok di atas catwalk itu, Oik segera berjalan ke balik panggung, dan muncullah model lain di atas catwalk tersebut.

            “Ini dia supermodel kita Oikkkkk!!!!!” Ujar seorang laki- laki kemayu setelah melihat Oik turun dari tangga yang menghubungkan ruangan itu dengan panggung. Oik hanya tersenyum malu.

            Semua orang yang melihat kedatangan Oik langsung memberinya applause meriah. Mereka yang ada di tempat itu langsung menyalami Oik dan memberinya pujian.

            “Kamu tahu Oik sejak kamu di atas catwalk tadi sudah ada 12 pemesan gaun itu...” Ujar laki- laki tadi. Oik hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Dan yang lain pun sibuk berkasak- kusuk tentang Oik.

            “Mmm.... boleh saya permisi ganti baju dulu???” Tanya Oik dengan sopan.

            “Ohh, silahkan... kalau kamu butuh sesuatu katakan pada Bobi asisten saya,” ujar laki- laki tersebut. Oik segera meninggalkan kerumunan orang- orang yang masih asyik membicarakan tentang dirinya.

            Sesampainya di ruang ganti ia sudah mendapati Ify managernya dan Sivia sahabatnya sedang duduk sambil memainkan blackberry- nya masing- masing. Oik segera menghempaskan tubuhnya di atas sofa yang diduduki Ify dan Sivia.

            “Ehhhhh, jangan disitu entar kalo gaunnya lecek, kusut terus rusak gimana??” Pekik Sivia, Oik memandang Sivia dengan perasaan kesal.

            “Tapi, gue udah capek Via...” Keluh Oik.

            “Iya gue  tahu.. tapi, sebaiknya lo ganti baju dulu baru boleh duduk, sekalian bersihin wajah lo,” perintah Sivia.

            Dengan langkah yang diseret Oik bangkit dari posisi duduknya dan segera menuju sebuah bilik yang biasa digunakan para model untuk ganti baju, setelahnya ia langsung ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya.

            Beberapa menit kemudian ia kembali ke tempat Ify dan Sivia tadi,

            “Lo tau ga,Ik... lo sukses besar malam ini,” ujar Ify sambil memberikan sebuah kuncir rambut pada Oik.

            “Sukses gimana???” tanya Oik sambil mengikat rambut panjangnya.

            “Pokoknya mas Kiki tadi bilang omset penjualan gaun rancangannya melejit gara- gara perform lo tadi, and you know, mas Kiki bahkan menghadiahkan lo satu iPad apple tuh ada di tas lo!” Tambah Ify lagi, Oik segera mengintip isi tasnya dan memang benar sudah ada sebuah iPad di dalamnya.

            “Bilang makasih sama mas Kiki,” ujar Oik, lalu mulai menyenderkan kepalanya di sandaran sofa dan perlahan mulai menutup matanya.

            “Oh, iya schedule lo besok, ketemu Elang Nuraga, pemimpin majalah  Glorian...” Ujar Ify. Oik hanya mengangguk lemah.

            “Lo berangkat bareng gue atau sendiri??”

            “Sendiri aja,” jawab Oik pelan dan perlahan ia mulai tertidur lelap.

            ***

            “Via, gue pergi dulu ya....” Ujar Oik setengah berteriak karena ia sudah berada di luar rumah. Ia kemudian menaiki SX4 nya dan mulai melesat menuju sebuah kafe tempat pertemuannya dengan Elang.

            Selama di perjalanan Oik menyetel Mp3 di mobilnya dengan keras, sambil sesekali menyanyikan lirik lagu yang diputarnya. Tanpa disadarinya ketika hendak melewati belokan    sebuah motor CBR berwarna yellow menyelip kasar di samping mobilnya, hal itu membuat Oik membanting setirnya bukan ke arah yang berlawanan dengan motor itu, malah ke arah dimana motor itu berada, sehingga motor itu terserempet dan jatuh.

             Pengendara motor itu langsung berdiri marah dan segera mengetuk kaca mobil Oik. Oik langsung keluar dari mobil dan betapa terpesonanya si pengendara motor itu yang ternyata laki- laki melihat sosok perempuan yang mengenakan gaun pink selutut dan rambut panjang ikalnya tergerai indah, namun, karena amarahnya sudah memuncak rasa terpesona itu perlahan hilang dan digantikan oleh rasa marah yang meluap- luap.

            “Mbak baru belajar nyetir ya???? Mbak punya mata apa ngga sih?? Saya ada dikanan kok mbak banting setir ke kanan juga sih?? Sengaja mau bikin saya mati????” Teriak laki- laki itu. Oik langsung menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.

            “Mass!!!! Ngomongnya santai aja dong... ngga usah pakai acara teriak- teriak nanti gendang telinga saya bisa pecah dengar teriakan mas!!!” Balas Oik dengan suara yang lebih kencang. Laki- laki itu cukup terkejut dengan reaksi Oik.

            “Mbak, maaf nih ya kalo saya teriak- teriak, tapi kan mbak sudah salah, mbak hampir mencelakakan saya,” ujar laki- laki itu kini dengan suara yang lebih lembut.

            “Lahh, siapa suruh situ ngebut- ngebut terus nyelipin saya?? Udah gitu ngga bunyiin klakson lagi,” Ujar Oik dengan sengit. Laki- laki itu terdiam, memang benar yang dikatakan gadis yang ada dihadapannya ini, ia ngebut dan kemudian menyelip seenaknya tanpa memberikan tanda apapun. Tiba- tiba saja laki- laki itu jadi gelagapan dan salah tingkah menyadari beberapa kesalahannya tadi.

            “Hayo, masih tetap ngotot bilang saya yang salah?” Ujar Oik sedikit sinis.

            “Ng... ng.. sudah deh mbak, tapi tetap aja mbak juga salah, dimana- mana banting setir itu ke arah yang berlawanan eh, ini mbak malah banting setirnya ke arah saya,saya ngga terima juga dong!” Ujar laki- laki itu. “Gimana kalau saya tadi terlindas ban mobil mbak??”

            “Isssh, rese banget jadi orang, udah tahu salah masih mau nyalahin orang! Aduh udah ya mas, saya lagi buru- buru nih soalnya. Mas mau menuntut ganti rugi?” Ujar Oik lalu segera mengambil dompetnya di dalam dashboard mobilnya.

            Laki- laki itu mendadak kesal dengan perkataan Oik yang mengatakan soal ganti rugi. Padahal maksud laki- laki itu ingin berkenalan dengan Oik, tapi, tingkah Oik yang sedikit arogan itu membuatnya jadi kesal sendiri.

            “Mbak, saya ngga minta uang ganti rugi ya, mbak jangan sok deh jadi orang!” Ujar Laki- laki itu sambil menatap Oik tajam.

            Oik terperanjat mendengar perkataan laki- laki yang ada di hadapannya sekarang, ia bukannya bermaksud untuk sok. Oik menggeram kecil sambil menatap laki- laki yang ada di hadapannya ini dengan kesal. Kemudian ia masuk ke dalam mobilnya dan menjalankan mobilnya meninggalkan laki- laki aneh tersebut.

            “Cewe sombong!!!” Geram laki- laki itu. Tiba- tiba ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk.

            “Halo...” Sapa laki- laki itu.

            “Halo, lo dimana? Lama banget sampai disini??” Jawab suara di seberang. Laki- laki itu menggigit bibirnya, sebelum ia berkata.

            “Sorry, gue baru aja mengalami sedikit accident tadi, ini gue udah mau jalan lagi.” Ujar laki- laki itu sambil menaiki motornya dan mulai menyalakan mesinnya.

            “Tapi, lo ga kenapa- kenapakan??” Tanya suara yang di seberang dengan nada khawatir.

            “Yes, I’m fine! Lo tenang aja 15 menit lagi gue udah sampai kok,”

            “Oke gue tunggu ya!”

            Laki- laki itu pun mulai menjalankan motornya dan mencoba melupakan kejadian tadi.

            ***

            Oik akhirnya tiba di kafe tempat pertemuannya dengan Elang dengan langkah pasti ia melangkah memasuki kafe tersebut. Sesampainya di dalam kafe tersebut ia mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kafe tersebut bermaksud mencari Elang. Merasa dirinya dicari Elang segera melambaikan tangannya ke arah Oik. Oik pun membalasnya dengan senyuman manisnya lalu segera menemui Elang.

            “Hei, udah lama menunggu?” Tanya Oik dengan ramah lalu menjabat tangan Elang.

            “Ngga, kira- kira satu jam lah,” jawab Elang sambil tertawa. Oik membalas perkataan Elang dengan raut wajah yang pura- pura kesal.

            “Oke, mau pesan apa?” Tanya Elang kemudian memanggil seorang waitress.

            “Mmm, kalau ada es krim aku pesan es krim aja.” Ujar Oik.

            Elang menatap Oik dengan pandangan takjub, “Ngga takut gemuk Ik?”

            “Gemuk??? Aku makan sebanyak apapun ngga akan bisa gemuk.” Ujar Oik sambil memainkan iPhone- nya. Elang tertawa kecil mendengar pernyataan Oik.

            “Rasa apa Ik?”

            “Strawberry, aku suka banget rasa itu.” Jawab Oik.

            Elang segera mencatat pesanannya dan pesanan Oik. Kemudian memberikan daftar pesanan itu kepada si waitress, dan setelah waitress itu pergi ia pun mulai membuka pembicaraan.

            “Aku dengar event kamu semalam sukses besar ya,” Ujar Elang sambil tersenyum.

            Oik tertawa kecil sebelum menanggapi perkataan Elang, “Biasa aja sih, setiap designer yang gaunnya aku pamerin dan gaun itu laku di atas 5 buah pasti bakalan bilang aku sukses besar.” Jawab Oik sedikit merendah. “Padahal belum sebanding sama model- model senior yang lain.” Tambah Oik. Elang hanya memanggut- manggutkan kepalanya.

            “Kamu udah baca kontrak yang aku kasih ke Ify kan?”

            “Yapsss,”

            “Jadi gimana? Bersedia kerjasama dengan majalah Glorian?” Tanya Elang yang kini mulai was- was dengan jawaban Oik pasalnya ia sadar betul Oik ini supermodel yang pastinya penuh dengan kontrak yang bernilai puluhan bahkan mungkin ratusan juta rupiah.

            “Muka kamu tegang banget, takut ya aku tolak kerjasama ini?” Ujar Oik sedikit bercanda. Elang hanya tertawa kecil.

            “Yaps, aku bersedia, aku suka penawaran yang kamu tulis di kontrak itu.” Ujar Oik.

            “Makasih banyak Ik, tapi kamu lagi ga terikat kontrak yang lain kan?”

            “Ngga, aku udah bebas mulai semalam,” Jawab Oik. Pesanan mereka pun akhirnya datang dan mereka pun mulai menyantapnya.

            “Oh iya, Ik nanti kamu bakal bekerja sama dengan adik saya, Cakka Nuraga dia wakil saya merangkap fotografer di kantor majalah saya.” Ujar Elang sambil menyantap lasagna pesanannya.

            Oik hanya menganggukkan kepalanya, sementara tangannya asyik menyendokkan sesendok demi sesendok es krim ke dalam mulutnya.

            “Cakka????” Panggil Elang ketika melihat Cakka sedang berlari menuju mejanya, Oik masih belum mendongakkan kepalanya, ia masih larut dalam kenikmatan es krim rasa strawberry yang ia pesan tadi.

            “Oik, ini adik aku, Cakka...” Ujar Elang memperkenalkan Cakka, Oik langsung berdiri dan berbalik badan, namun, alangkah terkejutnya ia ketika melihat sosok yang ada dihadapannya saat ini adalah orang yang menghancurkan mood- nya hari ini.

            “Lo!!!!” Ujar keduanya serempak.

            Elang menatap keduanya heran, “Kalian berdua sudah saling kenal??”

            “Ngga!!!” Ujar keduanya bersamaan lagi, dan kali ini mereka mulai menatap satu dengan yang lainnya dengan tatapan yang dapat menghujam jantung.

            “Lha... lhaa.. kok, suasananya jadi ngga enak begini sih???” Ujar Elang sambil menyuruh mereka berdua untuk duduk.

            “Ngga, ngga kita ngga ada apa- apa kok,” Ujar Cakka.

            Elang beralih menatap Oik, Oik tampak salah tingkah karena ia benar- benar tidak tahu harus menjawab apa. Kali ini Cakka bisa melihat gadis yang hampir saja menabraknya tadi dari dekat. Alis matanya yang tebal dan berbentuk, hidungnya yang lumayan mancung, matanya yang bening, dan bibir rosy- nya yang amat sensual itu mampu menghipnotis Cakka untuk beberapa menit. Sementara Oik yang sudah gugup memilih diam dan kembali menyantap es kirm yang ada dihadapannya.

            “Oke, lo mau pesan apa Kka?” Tanya Elang.

            “Ng.. ngga usah, mending langsung ngomongin apa kerjaan gue,” cakka menolak halus tawaran Elang.

            “It’s okay, kerjaan buat lo, adalah jadi fotografernya Oik sesuai dengan kontrak yang tertulis,” ujarnya dan sukses membuat keduanya kaget sekaget- kagetnya.

            “Jadi fotografer dia???” Ujar Cakka dengan suara yang tidak bisa dibilang pelan.

            Elang menganggukkan kepalanya mantap. Sementara Cakka hanya bisa menghela nafas.

            “Jadi fotografer cewe sok ini?? Mimpi apa gue semalem??” Gumam Cakka dalam hati.

            “Gue sih mau mau aja, tapi gue saranin lo tanya sama dia mau atau ngga kerjasama bareng gue” Ujar Cakka sambil meminum orange juice pesanan Elang.

            Oik menatap Cakka dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Cakka tidak mempedulikan tatapan Oik ia, memilih mengaduk- aduk Orange juice yang berada dalam genggamannya.

            “Gimana Ik, bersedia kerjasama dengan Cakka?? Kalau memang ngga sreg, aku bisa ganti fotografer,” ujar Elang. Oik kelihatan sedang berpikir. Sementara Elang menatap Oik dengan harap- harap cemas.

            “Gue bersedia kok,” ujar Oik sambil memamerkan senyumnya. Elang menghela nafas panjang.

            “Oke kalau gitu, untuk proyek ini, kita dapat tugas dari salah satu produk iklan yang, itemnya pengen kita promosiin jadi untuk pengambilan gambarnya aku memilih pantai parai tenggiri, Bangka Belitung sebagai lokasinya,” ujar Elang, Oik hanya manggut- manggut mendengarkan penjelasan dari Elang.

            “Jadi, kapan berangkat kesana dan siapa aja yang kesana??” Tanya Cakka.

            “Yang pastinya kita bertiga ditambah sama Ify dan Sivia, lo mau ngajak temen lo, boleh kok...” Ujar Elang.

            Cakka kelihatan berpikir, “Gue mau ngajak Ray sama Iel.”

            “Oke kita berangkat lusa, lebih cepat lebih baik kita bakal disana kira- kira seminggu 3 hari.”
            “WHAT???? Seminggu 3 hari???? Lo mau kerja atau liburan??? Lama banget!!!” Ujar Cakka dengan suara yang tidak bisa dibilang pelan.

            “Dua- duanya, setelah pemotretan dan semua kerjaan kita kelar, kita bakal liburan disana juga,” ujar Elang.

            “Gue ga bisa selama itu, gue rasa gue Cuma bisa 3 hari disana.” Tolak Cakka.

            Elang menggelengkan kepalanya dengan tegas. Dan mulailah perseteruan antara dua bersaudara tersebut. Oik hanya terdiam, ia memilih untuk mengeluar blackberry- nya kali ini, lalu mengupdate tweetnya.

            @OikRmdlani Streessssssssss :S

            Oik sangat emosi ketika mengupdate tweetnya ini, dan beberapa menit kemudian, sudah ada reply dari Ify managernya.

            @Ifyalyssa stresss kenapa lo?? @OikRmdlani

            Oik segera mereply kembali balasan dari Ify.

            @Ifyalyssa ini nih, si duo NRG pemilik majalah Glorian X_x

            Oik segera menyudahi aktivitasnya lalu kembali kepada dua bersaudara yang ada dihadapannya sekarang.

            “Ohhh, jadi lo lebih mentingin si Nadya- nadya lo itu daripada kerjaan lo????” Ujar Elang.

            “Gue ga bilang lebih mentingin dia daripada kerjaan gue, gue Cuma bilang gue bisa 3 hari aja disana, dan selesai itu gue ada rencana liburan bareng Nadya itu aja!” jawab Cakka dengan tegas.

            “Permisi, aku udah bisa pulangkan????” ujar Oik.

            “Belum!!!!!” Ujar Cakka dan Elang serentak. Oik cukup kaget dengan sikap dua bersaudara ini.
            “Oo... okey, tapi aku jangan dicuekin kayak gini dong!” Ujar Oik yang sedari tadi sudah kesal karena merasa dikacangin oleh Elang dan Cakka.

            “Sorry Ik, habis kesel banget sama si Cakka, dia selalu nomor satu- in cewe nya.” Ujar Elang. Cakka hanya mendecak kesal.

            “Up to you deh, pokoknya gue Cuma 3 hari aja bisa di bangka belitung,” Ujar Cakka dengan tegas. Oik hanya bisa menarik nafas panjang.

            “Oke, itu urusan kalian! Sekarang aku mau pulang, ada urusan sama Ify. Permisi..” Ujar Oik lalu segera beranjak meninggalkan Cakka dan Elang.

            “Gara- gara lo sih...” Ujar Elang.

            “Kok jadi gue?????”


            ***



Bersambung... ^^

Just a Little ^^

Pengen nge- upload foto editan kuu :)

 Cakka Kawekas Nuraga ^^



 Oik Cahya Ramadlani ^^



 






 CaIk Moments :")


 Nahhh...
itu foto Cakka sama Oik :)
Yang sekarang adalah......


 Kim Soo Hyun and Han Ga In "The Moon That Embrace The Sun"



 Yeo Jin Goo and Kim Yoo Jung "The Moon That Embrace The Sun"






Minggu, 12 Agustus 2012

Happy Birthday Yeo Jin Goo ^^

Happy birthday to you..
happy birthday to you...
Happy birthday, happy birthday happy birthday Yeo Jin Goo :D

cieee...
my lovely ulang tahun niiiihhhh, AAAA senengnya akhirnya yeo jin goo genap berumur 15 tahun :)
semoga makin sukses makin ganteng makin dewasa yaaaa...
tapi ngomong2 pada kenal YEO JIN GOO ga yaa??
Yeo Jin Goo itu pemeran raja Lee Hwon waktu remaja di drama "THE MOON THAT EMBRACE THE SUN" si imut kami itu lhooo HAHAHAHAHA...

Oke dehh pokoknya sukses terus buat YJG! GBU :*


 Ini sama kim Yoo Jung :) waktu break syuting drama "THE MOON THAT EMBRACE THE SUN" kali yaakk???

 Gila ganteng banget khaann?????? X_x



Ini Yeo Jin Goo waktu kecil :D lucu kan???

Selasa, 07 Agustus 2012

BOYFRIEND PART 3 ^CERBUNG CAIK^


“terserah gue dong… gue kan pacarnya Kak Cakka!!!” ujar Aren.
“HAHHHHHHHH??????” mereka tampak kaget mendengar perkataan Aren, sementara Oik lebih memilih lari dari ruangan itu sambil mencoba menahan air matanya. Cakka pun mencoba mengejar Oik.

****

     “Ehh!!! Lo tuh hobi banget sih cari gara- gara??? Ngapain lo ngaku- ngaku jadi pacarnya Cakka?? Jelas- jelas gue tuh tau  banget levelnya Cakka kayak gimana..” Ujar Sivia dengan pedas, sementara Aren hanya terdiam dan tetap menunduk.
            “Bagaimana pun juga lo harus klarifikasi hal ini, gila banget lo ngaku- ngaku kalo Cakka tuh pacar lo... untung aja ga ada wartawan, kalo ada beuhhh, gue yakin Cakka bakal marah besar sama lo karena udah bikin dia berurusan sama yang namanya paparazzi.” Ujar Ify menambahkan.
            Aren tetap menunduk dia sebenarnya sangat ketakutan juga dengan perkataannya tadi, lihat saja baru ia mengaku sebagai pacarnya Cakka para anggota Twinies langsung melabraknya habis- habisan.
            “Te.. terusss.. gue harus gimana???” Tanya Aren dengan terbata- bata. Sivia yang memang paling marah diantara yang lainnya hanya mengangkat bahu dan langsung melengos pergi meninggalkan backstage, kemudian disusul Ify, Keke, dan Acha.
            Sekarang di backstage hanya ada anggota Impressive dan Aren sendiri yang masih betah dengan posisinya.
            “Sampai kapan lo tepekur kayak gitu?? Cepat minta maaf sama mereka kalo lo ga mau punya masalah di hari pertama lo debut!” Ujar Alvin dengan tegas ia jadi ikutan kesal  dengan tingkah laku Aren, yang sepertinya makin hari makin menyebalkan.
            “Iya.. iya.. gue bakal minta maaf sama mereka...” Aren menjawab dengan lesu.
            Akhirnya Impressive pun turut meninggalkan Aren sendiri di backstage.
            “Ehh.. tungguin gue dong!!! Gue takut nihh..” Ujar Aren sambil mengejar mereka berlima.
            ^^^
            Oik masih berusaha menghapus airmatanya ketika ia merasakan seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Ia pun menoleh dan mendapati Cakka sedang berdiri di belakangnya sambil mengulurkan selembar tissue.
            “Hapus airmata lo, masa mau perform matanya bengkak sih.” Ujar Cakka sambil tersenyum. Oik segera memalingkan pandangannya dari Cakka, ia hendak berdiri dan pergi meninggalkan Cakka kalau saja Cakka tidak menahan lengannya.
            “Ik, lo percaya gitu aja sama yang dibilangin sama Aren???” Ujar Cakka dengan nada lemah. Oik masih bergeming dengan posisinya. Cakka lalu menarik Oik perlahan ke dalam pelukannya. Pelukan Cakka terlalu hangat sehingga Oik mulai memjamkan matanya dan semakin menenggelamkan wajahnya ke dalam pelukan Cakka.
            “Ik, semua yang dibilangin Aren tuh ga benar, gue ga punya hubungan apa- apa sama dia, please percaya sama gue..” ujar Cakka sambil membelai halus rambut Oik.Oik tetap diam masih betah berada di dalam pelukan Cakka, sebenarnya ia sendiri bingung mengapa tadi ia langsung berlari ketika Aren menyatakan dirinya adalah pacar Cakka.
            “Lo percaya sama gue kan, Ik????”
            “...........” Oik masih diam.
            “Ik, ayolah percaya sama gue... atau perlu gue panggil Aren buat ngejelasin semuanya??”
            “ehh, jangan gue ga mau denger suaranya dia lagi, gedek..” Ujar Oik sambil melepaskan dirinya dari pelukan Cakka. Cakka tersenyum melihat Oik sedikit melunak.
            “Makasih ya Ik...”
            Oik menatap Cakka dengan tatapan innoncentnya, “Thanks for what??”
            Cakka hanya tersenyum lalu kemudian merangkul Oik, “ Sekarang mari kita ke ruang make up untuk memperbaiki make- up lo yang luntur itu”
            Oik segera mengangguk dan mengikuti langkah Cakka yang menariknya ke ruang make- up.
            ^^^
            “Itu tadi penampilan dari solois GMNet Zahra Damariva!!! Nah, sekarang kita mau panggil GB baru dari GM Entertainment, anggotanya ini terdiri dari 4 orang cewe yang cantik- cantik, kita langsung panggikan APPLE PINK!!!!” Ujar Shilla. Apple pink pun segera naik ke atas panggung, sambil menebarkan senyum mereka.
            “Ciee, mereka cakep- cakep banget ya Shill, langsung aja nih kita ajak mereka kenalan dulu mulai dari yang paling ujung..” Ujar Riko sambil menunjuk Agni.
            “Halo semua, nama saya Agni saya berusia 14 tahun, posisi saya di grup ini adalah lead dancer,”ujar Agni dengan ramah dan langsung disambut tepukan dari beberapa penonton. Selanjutnya giliran Zevana, ia kelihatan gugup dan sedikit demam panggung. Wajar saja ini pertama kalinya ia berdiri di atas panggung dan dilihat banyak orang.
            “Nama saya Zevana, umur saya 15 tahun,” Ujarnya sambil terus menunduk beberapa kali. Penonton kelihatan heran dengan sikapnya.
            “Kayaknya Zevana gugup nih Rik...” Ujar Shilla sambil mengusap pundak Zevana.
            Zevana hanya tersenyum malu.
            “Saya Dea, umur saya 14 tahun saya berposisi sebagai lead vokal di Apple pink,”
            Giliran terakhir adalah Aren, ia nampak kesal karena ia dapat giliran terakhir padahal dia adalah leader di Apple Pink. Wajahnya sudah mulai kelihatan badmood. Shilla dan Riko yang sudah mendengar sikap Aren selama 2 minggu ini mulai was- was kalau-  kalau Aren akan berulah.
            “Aku Aren 15 tahun, saya berposisi sebagai LEADER di grup Apple Pink..” Ujar Aren sambil memberi sedikit penekanan ketika mengucapkan kata ‘Leader’. Riko dan Shilla saling pandang lalu menghembuskan nafasnya masing- masing.
            “Nah, udah pada kenal sama mereka semua kan, Oh iya nih Apple Pink.. punya twitter ga biar fans- fans kalian bisa lebih dekat gitu sama kalian.” Tanya Shilla.
            “Punya dong,.. follow akun official resmi kita di @ApplepinkGB,” ujar Dea.
            “Twitter pribadi ada???”
            “Ada juga pastinya, follow yaa, @ArerenPink @AgniiPink @ZevavaPink @DeePink.” Tambah Dea lagi dan terlihat beberapa orang penonton mulai mengutak- atik ponsel masing- masing mungkin memfollow twitter mereka.
            “Siiip deeh, penonton udah pada follow mereka belum? Kalau saya sih nanti di backstage aja.” Ujar Shilla.
            “Satu lagi nih pertanyaan sebelum Apple Pink nyanyi, nama Fans Club kalian apa??” Tanya riko dan kali ini sepertinya akan dijawab oleh Agni.
            “Nama fans club kita Sweet Apple,” jawab Agni.
            “Oke deh kalo begitu, buat fansnya Apple pink jangan lupa follow twitter mereka yahh, oke kelamaan nih kayaknya perkenalannya langsung aja ini dia Apple Pink!!!!” Ujar Riko. Kemudian bersama Shilla menuju backstage.
            Sementara Apple Pink sedang perform, di ruang ganti Twinies para anggota Twinies dan Impressive sedang kesal- kesalnya membahas Aren.
            “Gedek banget gue lihat tingkahnya si Aren itu.” Ujar Sivia dengan geram.
            “Kepedean banget jadi  cewe,” tambah Acha.
            Sementara Oik sedang memperbaiki make- upnya, Shilla dan Riko pun muncul dari balik pintu ruangan itu. Mereka kelihatan bingung melihat raut wajah dari para sahabat- sahabatnya itu.
            “Kalian semua kenapa?” Tanya Riko kepada Alvin.
            “Itu tuh si Aren Apple pink yang sok kecentilan dan kepedean itu bikin ulah lagi,” Ujar Acha dengan kesal, saking kesalnya ia meremas boneka spongebob yang sedari tadi ia bawa- bawa. Riko bergidik ngeri melihat ekspresi Acha.
            “Memangnya kenapa lagi dia?” Tanya Shilla, kemudian ia duduk di samping Ify yang sedari tadi hanya diam.
            “Dia ngaku- ngaku pacaran sama si cicak kita ini.” Jawab Sivia dengan bibir yang sudah maju.
            “Cakka Via... Cakka!!!” Ujar Keke yang tiba- tiba angkat suara.
            “Oh, sorry... sorry ya Kka, gue lagi emosi nih soalnya.” Ujar Sivia meminta maaf kepada Cakka. Cakka hanya menganggukkan kepalanya.
            “Udah deh, kalian ngga capek ngebahas Aren terus??? Telinga gue sakit nih...” Oik tiba- tiba bersuara. Para anggota Twinies dan Impressive pun langsung mengatupkan bibir masing- masing.
            “Udah gue ngga mau dengar ada yang ngebahas Aren lagi, Via, Ke, Cha, Fy kita siap- siap bentar lagi giliran kita.” Ajak Oik, dan akhirnya forum dadakan itupun selesai.
             Shilla dan Riko pun segera menuju backstage karena sudah ada kru yang memberikan instruksi agar mereka naik ke panggung.
            “Kka... lo emang ngga jadian sama Aren kan?” Tanya Obiet.
            “Ya ampun Biet, lo ga percaya sama gue??? Aduh, Aren bukan tipe gue...” Cakka kelihatan keberatan dirinya dibilang jadian dengan Aren.
            “Hehehe, sorry man! Ga maksud gue,” Ujar Obiet sambil menepuk- nepuk pundak Cakka.
            Cakka yang sudah kesal segera meninggalkan ruangan.
            ^^^
            “Suer gue dag- dig- dug gimanaa gitu pas  di atas panggung tadi,” ujar Zevana setelah mereka turun dari panggung.
            “Sama, penontonnya gila rame banget!” Kali ini Dea angkat suara.
            “Waaww, followers gue nambah!!!” pekik Agni tiba- tiba, baru saja ia membuka fasilitas TFB- nya dan mendapati followersnya bertambah.
            Tanpa mereka sadari Debo sudah datang dari arah yang berlawanan bermaksud untuk menemui mereka.
            “Selamat ya, debut kalian sepertinya sukses,” Ujar Debo.
            “Makasih ya Deb!!!” teriak keempatnya hampir serempak.
            Debo hanya tersenyum, “Mmm, Aren aku dengar kamu bikin ulah lagi tadi di ruangan twinies?” Tanya Debo tiba- tiba dan membuat anggota apple pink yang lain terkejut.
            Aren jadi salah tingkah ketika Debo mengatakan itu dengan telak. Ia tidak bisa berkelit lagi.
            “Aku dengar kamu masuk ruangan Twinies terus ngaku- ngaku jadi pacarnya Cakka, betul itu Ren???” tanya Debo dan langsung disambut tatapan dari mata para anggota Apple Pink yang sudah membulat. Mereka menatap Aren seakan meminta penjelasan.
            “Gue kelepasan, ngga sengaja..” Jawab Aren dengan pelan.
            Debo menghela nafas panjang, “Untung ngga ada wartawan disini, kalau saja tadi ada wartawan dan mereka mendengar semua perkataan kamu, tamatlah kita...”
            “Maafin gue, gue janji ga akan mengulangnya lagi, janji!” Ujar Aren sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf ‘V’.
            Debo hanya bisa mengangguk ia sadar betul bagaimana sifat dan watak Aren yang selalu saja cari perhatian semua orang. Apa mungkin dia suka sama Cakka? Tiba- tiba pertanyaan itu melintas dipikiran Debo.
            “Kamu suka sama Cakka???” Tanya Debo dan sukses membuat Aren gelagapan.
            “Ngg.. ngga kok! Gue udah punya pacar, ngapain suka sama dia, lagian kayaknya dia tukang gombal.” Aren berusaha mengelak, Debo tidak langsung percaya, ia mencoba menelisik mata Aren. Aren segera mengalihkan pandangannya ke arah lain bermaksud menghindari mata Debo.
            “Okelah, kalau begitu, tapi ingat Ren, jangan suka bikin ulah. Kayaknya para anggota Twinies sama Impressive udah mulai ga suka sama kamu tuh,” Jelas Debo singkat, lalu ia pun segera meninggalkan mereka ber- empat.
            ^^^
            Oik merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya, ia menatap langit- langit kamarnya sambil mencoba mengingat kejadian tadi ketika ia menangis dan berlari begitu mendengar perkataan Aren. Sejenak ia tertawa kecil mengingat tingkah anehnya itu.
            “Kenapa gue kayak ga terima gitu ya, si Cakka pacaran sama Aren?” Gumam Oik dengan pelan. Ia meraih boneka angry bird yang berada di sisinya lalu mengajak bonek itu berbicara.
            “Birdy, tahu ngga tadi tuh lucu banget! Masa ya, gue nangis hanya gara- gara si Aren gaje itu ngaku- ngaku jadi pacarnya Cakka!! Ngapain coba gue nangis?” Ujar Oik.
            Ckleek--- Tiba- tiba pintu kamarnya terbuka, Oik membalikkan badannya dan mendapati Cakka sedang berdiri di depan pintu kamarnya.
            “Cakka??? Ngapain disini?” Tanya Oik lalu segera bangkit dari tidurnya dan mengambil posisi duduk sambil memeluk boneka kesayangannya itu.
            “Ng... besok lo ke sekolah ga?? Gue yang anterin lo yaa...” Ujar Cakka sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
            Oik memiringkan kepalanya, “Biasanyakan juga lo yang nganter gue Kka, kok tiba- tiba lo ngomong kayak gitu?” Tanya Oik.
            “Si.. siapa tahu lo masih marah gara- gara insiden tadi,” ujar Cakka, Oik sontak tertawa keras. Cakka sampai takjub dibuatnya.
            “Lo pikir gue Aren apa?? Suka marah- marah ngga jelas??? Udah lo tenang aja, gue udah ngelupain yang tadi kok,” Ujar Oik sambil tersenyum. Senyum itu, ya senyum itu yang mampu membuat Cakka tenang.
            “Oke deh, kalau gitu lo sekarang bobo, udah malem, sorry ya udah ganggu lo, Have a nice dream ya,,” Ujar Cakka.
            “Yoo, lo juga langsung tidur besok telat bangun gue juga kena getahnya.” Pesan Oik, Cakka hanya tertawa kecil lalu menutup pintu kamar Oik.
            Oik kembali tersenyum, lalu segera beranjak dari tempat tidurnya untuk mengganti pakaian dan membersihkan wajahnya. Kemudian setelah semuanya selesai ia kembali ke tempat tidur dan mulailah ia berpadu dengan mimpinya.
            ^^^
            Jam menunjukkan pukul 06.30 ketika Cakka sudah berada tepat di depan kamar Oik. Cakka terlihat ragu untuk  mengetuk pintu bercat putih itu, dan alhasil ia hanya bisa mondar- mandir di depan pintu tersebut sampai pada akhirnya terdengar suara pintu dibuka.
            “Cakka??? Lo udah lama disini???” Tanya Oik yang terlihat kaget dengan kehadiran Cakka. Cakka hanya terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
            “Barusan kok, Ik... Cuma takut aja ngetuk pintu kamar lo,” jawab Cakka. Oik hanya tersenyum  dan dengan segera mengunci pintu kamarnya.
            “Buruan Kka, gue udah telat nih...” Ujar Oik. Cakka menganggukkan kepalanya dan keduanya pun pergi.
            Sesampainya mereka di ruang tengah mereka berpapasan dengan para anggota apple pink yang spertinya sedang bersiap- siap untuk show off air.
            “Pagi kak Cakka,” sapa Aren seperti biasa dengan nada manjanya. Cakka hanya menyunggingkan senyumnya untuk menanggapi sapaan dari Aren, sementara Oik sendiri lebih memilih untuk melangkah tanpa memandang Aren.
            Dan nampaknya Aren cukup tersinggung dengan sikap Oik terhadap dirinya, ia mendengus kesal lalu menatap punggung Oik dengan tajam.
            “ Jadi supirnya Oik lagi kak???” Ujar Aren dengan sinis.
            “Aren.. jangan cari gara- gara!” bisik Agni dengan pelan namun masih bisa terdengar oleh Cakka.
            “Maksud lo apa Ren?” Tanya Cakka tanpa berbalik badan.
            “Jadi supir Oik lagi, selalu begitu, setiap harinya. Ga bosen apa Kak? Keenakan banget dia! Emang Oik siapanya kakak sih sampai kakak segitunya banget sama Oik??? Adik??? Ngga kan??? Atau jangan- jangan pacar kakak ya???” cerocos Aren panjang lebar.
            “Bukan urusan lo, please ya, jangan ganggu privasi gue. Ngerti??” Ujar Cakka lalu beranjak meninggalkan Aren yang menggeram kesal.
            “Awas lo, Ik! Lo bakal liat apa yang bakal gue lakuin ke elo!!!” Ujar Aren dengan penuh amarah.