Kilatan blitz yang berasal dari kamera wartawan maupun
fotografer yang berada di sekitar catwalk itu, seakan- akan mengiringi
langkah Oik di atas catwalk itu. Gaun pengantin yang ia kenakan
pada saat itu semakin menunjang penampilannya yang cantik dan rupawan.
Oik semakin percaya diri untuk memamerkan senyumnya yang manis dan
menggoda itu. Semua orang yang berada di sekitar catwalk itu tidak
berhenti memandangi Oik dengan kagum, beberapa menit setelah ia
berlenggak- lenggok di atas catwalk itu, Oik segera berjalan ke balik
panggung, dan muncullah model lain di atas catwalk tersebut.
“Ini dia supermodel kita Oikkkkk!!!!!” Ujar seorang laki- laki kemayu
setelah melihat Oik turun dari tangga yang menghubungkan ruangan itu
dengan panggung. Oik hanya tersenyum malu.
Semua orang
yang melihat kedatangan Oik langsung memberinya applause meriah. Mereka
yang ada di tempat itu langsung menyalami Oik dan memberinya pujian.
“Kamu tahu Oik sejak kamu di atas catwalk tadi sudah ada 12 pemesan
gaun itu...” Ujar laki- laki tadi. Oik hanya tersenyum sambil
menganggukkan kepalanya. Dan yang lain pun sibuk berkasak- kusuk tentang
Oik.
“Mmm.... boleh saya permisi ganti baju dulu???” Tanya Oik dengan sopan.
“Ohh, silahkan... kalau kamu butuh sesuatu katakan pada Bobi asisten
saya,” ujar laki- laki tersebut. Oik segera meninggalkan kerumunan
orang- orang yang masih asyik membicarakan tentang dirinya.
Sesampainya di ruang ganti ia sudah mendapati Ify managernya dan Sivia sahabatnya sedang duduk sambil memainkan blackberry- nya masing- masing. Oik segera menghempaskan tubuhnya di atas sofa yang diduduki Ify dan Sivia.
“Ehhhhh, jangan disitu entar kalo gaunnya lecek, kusut terus rusak
gimana??” Pekik Sivia, Oik memandang Sivia dengan perasaan kesal.
“Tapi, gue udah capek Via...” Keluh Oik.
“Iya gue tahu.. tapi, sebaiknya lo ganti baju dulu baru boleh duduk, sekalian bersihin wajah lo,” perintah Sivia.
Dengan langkah yang diseret Oik bangkit dari posisi duduknya dan segera
menuju sebuah bilik yang biasa digunakan para model untuk ganti baju,
setelahnya ia langsung ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya.
Beberapa menit kemudian ia kembali ke tempat Ify dan Sivia tadi,
“Lo tau ga,Ik... lo sukses besar malam ini,” ujar Ify sambil memberikan sebuah kuncir rambut pada Oik.
“Sukses gimana???” tanya Oik sambil mengikat rambut panjangnya.
“Pokoknya mas Kiki tadi bilang omset penjualan gaun rancangannya melejit gara- gara perform lo tadi, and you know,
mas Kiki bahkan menghadiahkan lo satu iPad apple tuh ada di tas lo!”
Tambah Ify lagi, Oik segera mengintip isi tasnya dan memang benar sudah
ada sebuah iPad di dalamnya.
“Bilang makasih sama mas
Kiki,” ujar Oik, lalu mulai menyenderkan kepalanya di sandaran sofa dan
perlahan mulai menutup matanya.
“Oh, iya schedule lo besok, ketemu Elang Nuraga, pemimpin majalah Glorian...” Ujar Ify. Oik hanya mengangguk lemah.
“Lo berangkat bareng gue atau sendiri??”
“Sendiri aja,” jawab Oik pelan dan perlahan ia mulai tertidur lelap.
***
“Via, gue pergi dulu ya....” Ujar Oik setengah berteriak karena ia
sudah berada di luar rumah. Ia kemudian menaiki SX4 nya dan mulai
melesat menuju sebuah kafe tempat pertemuannya dengan Elang.
Selama di perjalanan Oik menyetel Mp3 di mobilnya dengan keras, sambil
sesekali menyanyikan lirik lagu yang diputarnya. Tanpa disadarinya
ketika hendak melewati belokan sebuah motor CBR berwarna yellow
menyelip kasar di samping mobilnya, hal itu membuat Oik membanting
setirnya bukan ke arah yang berlawanan dengan motor itu, malah ke arah
dimana motor itu berada, sehingga motor itu terserempet dan jatuh.
Pengendara motor itu langsung berdiri marah dan segera mengetuk kaca
mobil Oik. Oik langsung keluar dari mobil dan betapa terpesonanya si
pengendara motor itu yang ternyata laki- laki melihat sosok perempuan
yang mengenakan gaun pink selutut dan rambut panjang ikalnya tergerai
indah, namun, karena amarahnya sudah memuncak rasa terpesona itu
perlahan hilang dan digantikan oleh rasa marah yang meluap- luap.
“Mbak baru belajar nyetir ya???? Mbak punya mata apa ngga sih?? Saya
ada dikanan kok mbak banting setir ke kanan juga sih?? Sengaja mau bikin
saya mati????” Teriak laki- laki itu. Oik langsung menutup kedua
telinganya dengan kedua tangannya.
“Mass!!!!
Ngomongnya santai aja dong... ngga usah pakai acara teriak- teriak nanti
gendang telinga saya bisa pecah dengar teriakan mas!!!” Balas Oik
dengan suara yang lebih kencang. Laki- laki itu cukup terkejut dengan
reaksi Oik.
“Mbak, maaf nih ya kalo saya teriak-
teriak, tapi kan mbak sudah salah, mbak hampir mencelakakan saya,” ujar
laki- laki itu kini dengan suara yang lebih lembut.
“Lahh, siapa suruh situ ngebut- ngebut terus nyelipin saya?? Udah gitu
ngga bunyiin klakson lagi,” Ujar Oik dengan sengit. Laki- laki itu
terdiam, memang benar yang dikatakan gadis yang ada dihadapannya ini, ia
ngebut dan kemudian menyelip seenaknya tanpa memberikan tanda apapun.
Tiba- tiba saja laki- laki itu jadi gelagapan dan salah tingkah
menyadari beberapa kesalahannya tadi.
“Hayo, masih tetap ngotot bilang saya yang salah?” Ujar Oik sedikit sinis.
“Ng... ng.. sudah deh mbak, tapi tetap aja mbak juga salah, dimana-
mana banting setir itu ke arah yang berlawanan eh, ini mbak malah
banting setirnya ke arah saya,saya ngga terima juga dong!” Ujar laki-
laki itu. “Gimana kalau saya tadi terlindas ban mobil mbak??”
“Isssh, rese banget jadi orang, udah tahu salah masih mau nyalahin
orang! Aduh udah ya mas, saya lagi buru- buru nih soalnya. Mas mau
menuntut ganti rugi?” Ujar Oik lalu segera mengambil dompetnya di dalam dashboard mobilnya.
Laki- laki itu mendadak kesal dengan perkataan Oik yang mengatakan soal
ganti rugi. Padahal maksud laki- laki itu ingin berkenalan dengan Oik,
tapi, tingkah Oik yang sedikit arogan itu membuatnya jadi kesal sendiri.
“Mbak, saya ngga minta uang ganti rugi ya, mbak jangan sok deh jadi
orang!” Ujar Laki- laki itu sambil menatap Oik tajam.
Oik terperanjat mendengar perkataan laki- laki yang ada di hadapannya
sekarang, ia bukannya bermaksud untuk sok. Oik menggeram kecil sambil
menatap laki- laki yang ada di hadapannya ini dengan kesal. Kemudian ia
masuk ke dalam mobilnya dan menjalankan mobilnya meninggalkan laki- laki
aneh tersebut.
“Cewe sombong!!!” Geram laki- laki itu. Tiba- tiba ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk.
“Halo...” Sapa laki- laki itu.
“Halo, lo dimana? Lama banget sampai disini??” Jawab suara di seberang. Laki- laki itu menggigit bibirnya, sebelum ia berkata.
“Sorry, gue baru aja mengalami sedikit accident tadi, ini gue udah mau jalan lagi.” Ujar laki- laki itu sambil menaiki motornya dan mulai menyalakan mesinnya.
“Tapi, lo ga kenapa- kenapakan??” Tanya suara yang di seberang dengan nada khawatir.
“Yes, I’m fine! Lo tenang aja 15 menit lagi gue udah sampai kok,”
“Oke gue tunggu ya!”
Laki- laki itu pun mulai menjalankan motornya dan mencoba melupakan kejadian tadi.
***
Oik akhirnya tiba di kafe tempat pertemuannya dengan Elang dengan
langkah pasti ia melangkah memasuki kafe tersebut. Sesampainya di dalam
kafe tersebut ia mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kafe tersebut
bermaksud mencari Elang. Merasa dirinya dicari Elang segera melambaikan
tangannya ke arah Oik. Oik pun membalasnya dengan senyuman manisnya
lalu segera menemui Elang.
“Hei, udah lama menunggu?” Tanya Oik dengan ramah lalu menjabat tangan Elang.
“Ngga, kira- kira satu jam lah,” jawab Elang sambil tertawa. Oik
membalas perkataan Elang dengan raut wajah yang pura- pura kesal.
“Oke, mau pesan apa?” Tanya Elang kemudian memanggil seorang waitress.
“Mmm, kalau ada es krim aku pesan es krim aja.” Ujar Oik.
Elang menatap Oik dengan pandangan takjub, “Ngga takut gemuk Ik?”
“Gemuk??? Aku makan sebanyak apapun ngga akan bisa gemuk.” Ujar Oik sambil memainkan iPhone- nya. Elang tertawa kecil mendengar pernyataan Oik.
“Rasa apa Ik?”
“Strawberry, aku suka banget rasa itu.” Jawab Oik.
Elang segera mencatat pesanannya dan pesanan Oik. Kemudian memberikan
daftar pesanan itu kepada si waitress, dan setelah waitress itu pergi ia
pun mulai membuka pembicaraan.
“Aku dengar event kamu semalam sukses besar ya,” Ujar Elang sambil tersenyum.
Oik tertawa kecil sebelum menanggapi perkataan Elang, “Biasa aja sih, setiap designer
yang gaunnya aku pamerin dan gaun itu laku di atas 5 buah pasti bakalan
bilang aku sukses besar.” Jawab Oik sedikit merendah. “Padahal belum
sebanding sama model- model senior yang lain.” Tambah Oik. Elang hanya
memanggut- manggutkan kepalanya.
“Kamu udah baca kontrak yang aku kasih ke Ify kan?”
“Yapsss,”
“Jadi gimana? Bersedia kerjasama dengan majalah Glorian?” Tanya Elang
yang kini mulai was- was dengan jawaban Oik pasalnya ia sadar betul Oik
ini supermodel yang pastinya penuh dengan kontrak yang bernilai puluhan
bahkan mungkin ratusan juta rupiah.
“Muka kamu tegang banget, takut ya aku tolak kerjasama ini?” Ujar Oik sedikit bercanda. Elang hanya tertawa kecil.
“Yaps, aku bersedia, aku suka penawaran yang kamu tulis di kontrak itu.” Ujar Oik.
“Makasih banyak Ik, tapi kamu lagi ga terikat kontrak yang lain kan?”
“Ngga, aku udah bebas mulai semalam,” Jawab Oik. Pesanan mereka pun
akhirnya datang dan mereka pun mulai menyantapnya.
“Oh
iya, Ik nanti kamu bakal bekerja sama dengan adik saya, Cakka Nuraga
dia wakil saya merangkap fotografer di kantor majalah saya.” Ujar Elang
sambil menyantap lasagna pesanannya.
Oik hanya
menganggukkan kepalanya, sementara tangannya asyik menyendokkan sesendok
demi sesendok es krim ke dalam mulutnya.
“Cakka????”
Panggil Elang ketika melihat Cakka sedang berlari menuju mejanya, Oik
masih belum mendongakkan kepalanya, ia masih larut dalam kenikmatan es
krim rasa strawberry yang ia pesan tadi.
“Oik, ini
adik aku, Cakka...” Ujar Elang memperkenalkan Cakka, Oik langsung
berdiri dan berbalik badan, namun, alangkah terkejutnya ia ketika
melihat sosok yang ada dihadapannya saat ini adalah orang yang
menghancurkan mood- nya hari ini.
“Lo!!!!” Ujar keduanya serempak.
Elang menatap keduanya heran, “Kalian berdua sudah saling kenal??”
“Ngga!!!” Ujar keduanya bersamaan lagi, dan kali ini mereka mulai
menatap satu dengan yang lainnya dengan tatapan yang dapat menghujam
jantung.
“Lha... lhaa.. kok, suasananya jadi ngga enak begini sih???” Ujar Elang sambil menyuruh mereka berdua untuk duduk.
“Ngga, ngga kita ngga ada apa- apa kok,” Ujar Cakka.
Elang beralih menatap Oik, Oik tampak salah tingkah karena ia benar-
benar tidak tahu harus menjawab apa. Kali ini Cakka bisa melihat gadis
yang hampir saja menabraknya tadi dari dekat. Alis matanya yang tebal
dan berbentuk, hidungnya yang lumayan mancung, matanya yang bening, dan
bibir rosy- nya yang amat sensual itu mampu menghipnotis Cakka
untuk beberapa menit. Sementara Oik yang sudah gugup memilih diam dan
kembali menyantap es kirm yang ada dihadapannya.
“Oke, lo mau pesan apa Kka?” Tanya Elang.
“Ng.. ngga usah, mending langsung ngomongin apa kerjaan gue,” cakka menolak halus tawaran Elang.
“It’s okay,
kerjaan buat lo, adalah jadi fotografernya Oik sesuai dengan kontrak
yang tertulis,” ujarnya dan sukses membuat keduanya kaget sekaget-
kagetnya.
“Jadi fotografer dia???” Ujar Cakka dengan suara yang tidak bisa dibilang pelan.
Elang menganggukkan kepalanya mantap. Sementara Cakka hanya bisa menghela nafas.
“Jadi fotografer cewe sok ini?? Mimpi apa gue semalem??” Gumam Cakka dalam hati.
“Gue sih mau mau aja, tapi gue saranin lo tanya sama dia mau atau ngga
kerjasama bareng gue” Ujar Cakka sambil meminum orange juice pesanan
Elang.
Oik menatap Cakka dengan tatapan yang tidak
dapat diartikan. Cakka tidak mempedulikan tatapan Oik ia, memilih
mengaduk- aduk Orange juice yang berada dalam genggamannya.
“Gimana Ik, bersedia kerjasama dengan Cakka?? Kalau memang ngga sreg,
aku bisa ganti fotografer,” ujar Elang. Oik kelihatan sedang berpikir.
Sementara Elang menatap Oik dengan harap- harap cemas.
“Gue bersedia kok,” ujar Oik sambil memamerkan senyumnya. Elang menghela nafas panjang.
“Oke kalau gitu, untuk proyek ini, kita dapat tugas dari salah satu
produk iklan yang, itemnya pengen kita promosiin jadi untuk pengambilan
gambarnya aku memilih pantai parai tenggiri, Bangka Belitung sebagai
lokasinya,” ujar Elang, Oik hanya manggut- manggut mendengarkan
penjelasan dari Elang.
“Jadi, kapan berangkat kesana dan siapa aja yang kesana??” Tanya Cakka.
“Yang pastinya kita bertiga ditambah sama Ify dan Sivia, lo mau ngajak temen lo, boleh kok...” Ujar Elang.
Cakka kelihatan berpikir, “Gue mau ngajak Ray sama Iel.”
“Oke kita berangkat lusa, lebih cepat lebih baik kita bakal disana kira- kira seminggu 3 hari.”
“WHAT???? Seminggu 3 hari???? Lo mau kerja atau liburan??? Lama
banget!!!” Ujar Cakka dengan suara yang tidak bisa dibilang pelan.
“Dua- duanya, setelah pemotretan dan semua kerjaan kita kelar, kita bakal liburan disana juga,” ujar Elang.
“Gue ga bisa selama itu, gue rasa gue Cuma bisa 3 hari disana.” Tolak Cakka.
Elang menggelengkan kepalanya dengan tegas. Dan mulailah perseteruan
antara dua bersaudara tersebut. Oik hanya terdiam, ia memilih untuk
mengeluar blackberry- nya kali ini, lalu mengupdate tweetnya.
@OikRmdlani Streessssssssss :S
Oik sangat emosi ketika mengupdate tweetnya ini, dan beberapa menit kemudian, sudah ada reply dari Ify managernya.
@Ifyalyssa stresss kenapa lo?? @OikRmdlani
Oik segera mereply kembali balasan dari Ify.
@Ifyalyssa ini nih, si duo NRG pemilik majalah Glorian X_x
Oik segera menyudahi aktivitasnya lalu kembali kepada dua bersaudara yang ada dihadapannya sekarang.
“Ohhh, jadi lo lebih mentingin si Nadya- nadya lo itu daripada kerjaan lo????” Ujar Elang.
“Gue ga bilang lebih mentingin dia daripada kerjaan gue, gue Cuma
bilang gue bisa 3 hari aja disana, dan selesai itu gue ada rencana
liburan bareng Nadya itu aja!” jawab Cakka dengan tegas.
“Permisi, aku udah bisa pulangkan????” ujar Oik.
“Belum!!!!!” Ujar Cakka dan Elang serentak. Oik cukup kaget dengan sikap dua bersaudara ini.
“Oo... okey, tapi aku jangan dicuekin kayak gini dong!” Ujar Oik yang
sedari tadi sudah kesal karena merasa dikacangin oleh Elang dan Cakka.
“Sorry Ik, habis kesel banget sama si Cakka, dia selalu nomor satu- in
cewe nya.” Ujar Elang. Cakka hanya mendecak kesal.
“Up to you deh, pokoknya gue Cuma 3 hari aja bisa di bangka belitung,” Ujar Cakka dengan tegas. Oik hanya bisa menarik nafas panjang.
“Oke, itu urusan kalian! Sekarang aku mau pulang, ada urusan sama Ify.
Permisi..” Ujar Oik lalu segera beranjak meninggalkan Cakka dan Elang.
“Gara- gara lo sih...” Ujar Elang.
“Kok jadi gue?????”
***
Bersambung... ^^