Kalau aku bisa mengulang,
Aku ingin mengulang hari itu, hari dimana aku mengenalmu,
Dan mulai mencintaimu
Saranghae...
***
Kyuhyun P.O.V
“Bagaimana bisa ini terjadi??? Arrrghh, Jong Hyun kerjanya hanya
merepotkan saja.”Geramku sambil mengacak- acak rambutku yang pirang ini.
Perkenalkan namaku Kyuhyun, Cho Kyuhyun lebih tepatnya. Aku sedang
kesal saat ini, sangat sangat kesal. Jong Hyun yang sudah aku percayakan
untuk menjaga toko rotiku beberapa hari ini berulah. Bayangkan saja ia
menghajar pelanggan toko rotiku hanya karena pelanggan tersebut menuntut
ganti rugi karena ia mengalami sakit perut ketika selesai makan roti di
toko rotiku dan terpaksa, aku harus membayar ganti rugi dan biaya
pengobatannya. Hffft.. mengesalkan!
Aku berjalan dengan
kekesalan yang sudah menumpuk di kepalaku saat ini, Setiap orang yang ku
temui di jalan menatapku heran. Tiba- tiba ketika aku hendak melewati
sebuah gudang tua, aku mendengar suara rintihan seseorang yang
sepertinya berasal dari gudang tua itu. Aku segera memberhentikan
langkahku dan dengan perlahan melangkah menuju gudang itu.
Rupanya suara seorang yeoja, dengan cepat aku segera membuka pintu
gudang tersebut dan mendapati yeoja itu sedang merintih kesakitan karena
kakinya berdarah! Aku cukup merinding melihatnya, dengan segera aku
menggendongnya dan membawanya ke rumahku.
***
Sesampainya di rumah, aku langsung membawanya ke salah satu kamar di
rumahku itu lalu membaringkannya di tempat tidur, selama di perjalanan
terus merintih kesakitan dan itu sangat membuatku khawatir. Aku segera
mengambil kotak obat- obatan dan membersihkan lukanya lalu membakutnya
dengan perban.
“Gomawo...” Ucap yeoja malang itu.
“Ne,” jawabku singkat, aku masih berkonsentrasi membalut kakinya dengan perban.
“Siapa namamu?” Tanya yeoja itu, sambil sesekali merintih menahan sakit di kakinya.
“Kyuhyun, Cho Kyuhyun.”
“Aku, Seo Joo Hyun, panggil saja Seo hyun” aku mengangkat kepalaku
untuk menatap matanya, matanya yang bening membuatku seperti jatuh ke
dalamnya.
“Bagaimana bisa kau terluka seperti ini??” Tanyaku setelah aku selesai membalut lukanya.
Seo Hyun masih terdiam, ia menggigit bibirnya. Sepertinya ia bingung ingin menjawab apa.
“A.. aku terjatuh dan kakiku jadi seperti ini,” Dia kelihatan gugup ketika menjawab pertanyaanku.
“Aissh, tidak mungkin karena jatuh! Lukamu ini seperti luka penganiayaan,”
“A.. Aniyo, ini murni karena aku terjatuh. Ya sudah kalau kau tidak percaya,”
Aku kembali menatap Seo Hyun, mencoba menelitinya dari ujung kaki
hingga ujung kepala. Seo hyun tiba- tiba menatapku, dan aku langsung
salah tingkah.
“Kyuhyun- ah bisakah kau ambilkan air putih
untukku? Aku haus sekali..” Ujar Seo hyun aku mengangguk lalu beranjak
ke dapur hendak mengambilkan air putih untuknya. Beberapa menit kemudian
aku kembali dan melihat Seo hyun sedang berjalan tertatih ke jendela.
Aku mengikutinya dari belakang dan menuntunnya dengan tangan kiriku,
karena tangan satunya lagi sedang memegang gelas. Seo hyun menoleh ke
belakang dan tersenyum. Aiggoo, senyumnya manis sekali! Dan tiba- tiba
aku merasakan jantungku berdegup tak karuan. Aku segera menyodorkan
gelas yang berada ditanganku kepadanya.
“Gomawo,” ucapnya lagi. Aku hanya tersenyum.
Tiba- tiba ponselku berdering ada panggilan dari Jong Hyun dan nampaknya aku harus pergi lagi.
“Seo hyun, aku harus pergi, ada sedikit masalah di toko rotiku,”
Ujarku lalu mengambil jaket yang aku letakan di atas meja. “Jaga dirimu
baik- baik, aku pulang sekitar jam 5 nanti.” Ujarku. Seo hyun hanya
mengangguk, dan aku pun pergi.
***
Jam menunjukkan
pukul 6 ketika aku sampai di rumah, aku langsung menuju kamar ingin
menemui Seo hyun, tapi ia sama sekali tidak menemukan Seo hyun.
“Seo hyun- ah! Seo hyun- ah!” Aku berteriak sambil mengitari seisi
rumahku. Aku mencarinya di taman belakang, tidak ada. Di ruang keluarga
pun tidak ada, di kamar mandi? Aku tidak mendengar suara gemericik air
sedikit pun. Atau jangan- jangan ia sudah pulang?
Tiba- tiba
aku mendengar suara wajan dan sendok goreng di dapur. Ya, aku belum
melihat ke dapur. Aku pun melangkah ke dapur dan memang benar Seo hyun
di dapur, ia sedang memasak makan malam sepertinya.
“Ada yang bisa aku bantu?”
“Oppa, kau sudah pulang?? Aaa, tidak ini sudah hampir selesai duduklah
di ruang makan. Aku segera datang,” Tanpa menunggu perkataannya lagi,
aku segera pergi menuju ruang makan. Dan benar saja 5 menit kemudian Seo
hyun datang dengan semangkuk sup kimchi ia berjalan masih dengan
langkah yang diseret.
“Seharusnya kau tidak perlu repot- repot seperti ini,” ujarku dengan nada khawatir, Seo hyun lagi- lagi hanya tersenyum.
“Tidak apa, aku merasa tidak enak nantinya kalau aku tidak mengerjakan
sesuatu di rumah ini,” balasnya. Kami pun kemudian makan malam sambil
bercerita. Seo hyun ternyata ada putri seorang pengusaha pabrik kertas,
ibunya seorang seniman yang kini sedang berada di Jepang.
“Kau putri tunggal???” Tanyaku kepada Seo hyun.
“Anni... Aku punya seorang eonni tapi dia sedang berada di Amerika sekarang.” Jawabnya. Aku hanya mengangguk mengerti.
“Seo hyun, aku tadi membeli beberapa pakaian untukmu, nanti ambil saja
di kamarku,” ucapku. Seo hyun memiringkan kepalanya dan menatapku
dengan pandangan yang sulit ku artikan.
“Oppa, kau baik
sekali... Aku tidak tahu bagaimana harus membalasnya.” Ujarnya dengan
serius. Aku hanya tertawa mendengar pernyataannya.
“Gwechanayo, sudah.. habiskan makananmu,” ujarku dan kami pun kembali makan.
***
“Oppa, hari ini kau ke toko???” Tanya Seo hyun ketika melihatku yang tengah bersiap- siap.
“Tentu, kalau tidak Jong hyun pasti akan membuat masalah lagi,” jawabku. Seo hyun hanya tertawa.
“Oppa, boleh aku ikut???” Tanya Seo hyun lagi.
“Mwo??? Ikut??? Tapi, kakimu....” perkataanku langsung dipotong oleh Seo hyun.
“Tidak masalah oppa, ayolah izinkan aku ikut ke toko, siapa tahu aku
bisa membantu disana.” Ujar Seo hyun sambil menggoyang- goyangkan
lenganku.
“Aisssh, baiklah kalau begitu, cepat ganti bajumu,”
Jawabku pada akhirnya. Jujur aku tidak tahan melihat wajahnya yang
begitu memelas tadi. Setelah aku menunggu agak lama, akhirnya ia muncul
juga dan kami pun berangkat ke toko.
***
“Annyeong
Haseo, nama saya Seo hyun, salam kenal..” Sapa Seo hyun ketika
berhadapan dengan jong hyun, Yesung dan Lee teuk –sahabat- sahabat
Kyuhyun-
“Ne, saya Lee teuk..”
“Jong hyun,”
“Yesung,”
Mereka pun memperkenalkan dirinya masing- masing, lalu setelahnya kembali ke pekerjaan masing- masing.
“Mereka ramah, apa mereka semua sahabatmu???” Tanya Seo hyun.
“Ne, lebih tepatnya mereka saudara- saudaraku.” Jawabku lalu kemudian
mengajak dia ke ruanganku. Sesampainya di ruanganku, ia pun duduk di
sofa da vinci yang ada di ruanganku itu.
“Oppa.. Aku suka
ruanganmu sangat menarik, pasti nilai artistiknya tinggi.” Ujar Seo
hyun, pandangannya menyapu seluruh isi ruanganku ini.
“Gomawo, aku sangat suka jika ada yang memuji ruanganku.” Jawabku sambil memamerkan deretan gigi putihku.
“Oppa, tunjukkan padaku tempat pembuatan rotinya, aku ingin belajar
membuat roti,” Ujar Seo hyun. Aku pun tersenyum lalu mengajaknya ke
tempat pembuatan roti yang terletak dibawah toko rotiku.
“Itu Yesung! Apakah dia pembuat roti disini???” Tanya Seo hyun kepadaku.
“Ya, sudah hampir 3 tahun kami bekerja sama, roti buatannya enak.
Kalau ingin belajar membuat roti silahkan belajar padanya.” Ujarku, Seo
hyun segera menemui Yesung dan kelihatannya Yesung bersedia mengajari
Seo hyun sedikit cara membuat roti.
Aku tersenyum melihat
wajahnya yang tampak gembira sekali ketika membuat roti. Tiba- tiba aku
ingin sekali lebih dekat dengannya, mengenalnya lebih dalam, dan
melindunginya. Tiba- tiba Seohyun membangunkanku dari angan- anganku
tentang dirinya.
“Oppa, aku sudah bisa membuat roti!!! Ini
semua karena ajaran dari Yesung!!!” Ujar Seo hyun dengan semangat, aku
segera berjalan menuju mereka.
“Anni, itu semua karena
ketekunanmu, baru kali ini aku melihat ada gadis sepertimu yang mau
repot- repot belajar membuat roti. Zaman sekarang pekerjaan gadis- gadis
hanya memandangi poster idola mereka” Ujar Yesung sambil membersihkan
tangannya dengan kain lap yang selalu ada di celemeknya.
Seo hyun hanya tertawa, ia memandangi roti- roti buatannya, lalu kemudian memasukkannya ke dalam panggangan.
“Baiklah Seo hyun, aku akan memberitahumu jika rotinya sudah matang,”
Ujar Yesung. Seo hyun pun membungkuk pada Yesung sebagai tanda hormat,
Yesung pun begitu.
***
“Oppa, gomawo. Hari ini aku
senang sekali bisa mengenalmu, toko rotimu, juga sahabat- sahabatmu
itu.” Ujar Seo hyun sambil menggandeng lenganku, saat ini kami sedang
dalam perjalanan menuju rumah.
“Sama- sama aku juga senang bisa mengajakmu ke toko rotiku,” Ujarku sambil mengelus puncak kepalanya.
Tak terasa kami pun akhirnya tiba juga di rumah ia, segera menuju
kamarnya sementara aku menuju kamarku. Di kamar aku tidak langsung
tidur, aku masih memikirkan sesuatu tentang Seo hyun yang aku rasa
sedikit misterius. Apa yang terjadi pada dirinya sehingga ia bisa
terluka ketika aku menemukannya? Dan juga ia sepertinya tertutup ketika
aku menanyakan tentang keluarganya dan bagaimana bisa ia terlempar
sampai ke tempatku ini yang jelas- jelas terletak dipinggiran kota?
Berbagai pertanyaan berkecamuk di dalam benakku saat ini. Seo hyun,
meskipun cantik, dan menarik. Tapi, ada sisi lain yang misterius pada
dirinya. Oh, iya jika aku menanyakan tentang keluarganya, ia seperti
ketakutan.
“Aaaargghh,...” Aku menggeram sambil meremas
rambutku. Aku merasa sudah jatuh cinta padanya, itulah mengapa aku ingin
mengenalnya lebih dalam lagi dan mencari tahu banyak hal tentang
dirinya. Akhirnya mataku tidak dapat berkompromi lagi, aku pun mulai
menutup mataku dan berkelana di dunia mimpi.
***
Di gudang tua....
“Sepertinya ini kalung nona Seo hyun, berarti dia berada tidak jauh
dari sini.” Ujar salah seorang pria berkumis kepada seorang lagi.
“Ne, besok pagi kita harus melakukan pencarian.” Ujar yang seorang lagi. Mereka pun kemudian pergi meninggalkan gudang itu.
***
“Seo hyun, aku pergi dulu untuk belanja yaa,” Ujarku kepada Seo Hyun yang sedang memasak di dapur.
“Ne, Oppa! Hati- hati di jalan...” Jawabnya setelah itu aku pun pergi.
***
Seo Hyun P.O.V
Kyuhyun sudah pergi ke toko roti dan tinggallah aku sendirian di
rumah, untuk menghilangkan kebosanan, aku memilih memasak di dapur untuk
makan siang nanti. Kyuhyun kasihan sekali berarti selama ini, ia harus
tinggal sendirian di rumahnya. Tidak ada yang memasak untuknya, mencuci
pakaiannya, dan juga membersihkan rumahnya. Dan entah kenapa, aku
semakin ingin lebih lama tinggal di rumahnya, bersamanya, membantunya
dan juga menemaninya selalu dan kapan saja.
Ting nong....
Aku mendengar suara bel dibunyikan, menandakan ada tamu. Aku segera
menuju pintu depan dan bermaksud untuk membukakan pintu, namun,
sebelumnya aku mengintip terlebih dulu, dan betapa terkejutnya aku
ketika melihat siapa yang datang! Aku sangat mengenal mereka, sejak aku
berumur 16 tahun! Mereka bodyguardku yang pasti diperintahkan appa,
untuk mencariku, tidak! Aku tidak ingin pulang!
Suara bel itu
semakin lama semakin memekakkan telingaku. Mereka semakin gencar
membunyikan bel itu, mungkin karena aku tak kunjung membukakan pintu
untuk mereka. Tiba- tiba salah satu dari mereka mengintip lewat jendela
dan aku tidak bisa berkelit lagi, slah satu dari mereka sudah melihatku,
dengan cepat aku menutup tirai jendela itu dan segera berlari ke
loteng, karena mereka sepertinya berusaha untuk mendobrak pintu rumah
ini.
“Nona Seo hyun kami tahu nona di dalam keluarlah!!!!!”
Teriak mereka, aku semakin cepat berlari dan tepat ketika pintu itu
berhasil didobrak mereka, aku pun sudah berada di dalam kamar di loteng
atas, dan dengan segera aku kunci kamar itu dengan sebuah palang, dan
aku yakin mereka pasti tidak akan bisa menerobos pintu ini.
“Nona!!!!! Nona harus pulang sekarang juga, Mr. Choi Siwon sudah sangat
menunggu nona!!!” Mereka masih berteriak, dan mulai menyebut- nyebut
nama Siwon, laki- laki yang sangat aku benci! Laki- laki itu, atau lebih
tepatnya Choi Siwon yang sok berkuasa itu adalah laki- laki yang akan
dijodohkan denganku, aku tidak suka dengannya dia playboy, jahat, kejam
dan satu lagi sok berkuasa! Apalagi kami dijodohkan hanya karena
kakeknya pernah menolong kakekku, ini tidak bisa ku terima dengan akal
sehat.
Langkah kaki mereka terdengar mendekati tempat
persembunyianku sekarang. Perlahan aku mulai memejamkan mataku, menutup
telingaku dengan kedua tanganku dan menenggelamkan kepalaku diantara
kedua lututku.
“Nona!!! Kami tahu nona ada didalam, buka
pintunya atau kami akan dobrak dari luar!!!” Ujar salah seorang dari
mereka setengah berteriak, jujur saja, meski pintu ini sudah diganjal
dengan sebuah palang, aku tetap ketakutan. Pasalnya mereka ini kuat.
Sepertinya aku mulai pasrah dengan keadaanku sekarang.
Pintu
mulai didobrak oleh mereka, dan aku semakin ketakutan. Aku sudah mulai
membayangkan pintu sudah berhasil dibuka dan aku akan diseret keluar dan
dibawa ke hadapan Choi Siwon.
“Oppa... Oppa.. tolong aku!”
gumamku dengan pelan, aku seperti berusaha meminta bantuan Kyuhyun saat
ini. Sementara itu, mereka semakin gencar mendobrak pintu itu. Sampai
aku mendengar suara seseorang seperti membentak mereka.
“Apa
yang kalian lakukan di rumahku???????” Tanya suara itu yang aku yakini
adalah suara Kyuhyun. “CEPAT KATAKAN APA YANG KALIAN LAKUKAN DI
RUMAHKU???” Kali ini Kyuhyun berteriak. Dan selanjutnya aku mendengar
langkah kaki mereka menjauhi tempatku. Kedengarannya mereka sudah pergi
dan meninggalkan rumah ini, dan aku tidak tahu kapan mereka akan
kembali.
“Seo hyun, buka pintunya! Mereka sudah pergi,” ujar
Kyuhyun dari luar. Aku mulai berjalan menuju pintu dengan kondisi yang
masih shock. Aku membuka palang pintu itu, dan pintu pun terbuka, tanpa
aba- aba Kyuhyun langsung menarikku ke dalam pelukannya dan aku mulai
menangis di dalam pelukannya.
“Oppa!!! Aku takut!!!” Ujarku sambil terus menangis. Aku merasakan tangannya mulai mengelus rambutku dengan halus.
“Tenanglah, mereka sudah pergi dari sini, tenanglah.” Aku masih menangis, dan ia masih tetap mengelus rambutku.
***
Kyuhyun P.O.V
Aku sangat terkejut dengan kedatangan dua orang pria berbadan besar
dan tegap tadi ke rumahku, apalagi ketika melihat mereka sedang mencoba
mendobrak pintu kamar loteng. Perasaanku langsung tidak enak, lalu
kemudian mengusir mereka.
“Tadinya, aku kesini ingin mengambil
ponselku yang ketinggalan di atas tempat tidurku, tapi aku malah
menemui kejadian seperti ini,” ujarku sambil tetap mengelus rambutnya.
Sekarang kami sudah berada di ruang tengah dan sedang duduk di atas
sofa, ia masih tetap memelukku dengan erat mungkin masih ketakutan.
“Kalau aku boleh tahu, siapa mereka?” Lanjutku lagi.
Seo hyun
terisak sebelum akhirnya menjawab pertanyaanku, “Mereka adalah
pengawalku, yang disewa Choi Siwon untuk mengikutiku kemana pun.”
“Siapa dia??”
“Calon suamiku. Tapi, aku tidak mencintainya sama sekali, kami
dijodohkan hanya karena kakeknya pernah menolong kakekku! Aku tidak
mau!!!” Ia semakin mempererat pelukannya.
“Wae????” Tanyaku lagi.
“Dia playboy! Sok berkuasa! Jahat!”
Sejujurnya aku terkejut ketika mengetahui bahwa ia sudah dijodohkan. Aku hanya bisa memeluknya dengan erat.
“Di hari kau menemukanku, aku sedang kabur saat itu, Ia hendak
mengurungku dan aku kabur dari rumah, selanjutnya aku terserempet mobil
di jalan dekat gudang tua itu.” Jelasnya dan kini aku mulai bisa membaca
situasi ini.
“Tapi saat ini seharusnya kau mulai belajar
mencintainya, bagaimana pun juga kalian sudah dijodohkan,” ujarku, ia
mulai mengangkat kepalanya dan menatapku.
“Tidak bisa oppa, aku sudah mencintai orang lain,” jawabnya. Aku mulai bingung.
“Siapa namja yang kau cintai itu??” tanyaku dengan lembut.
“Orang yang ku cintai itu adalah kau,” Aku terkejut mendengar
pernyataannya. Jujur sebenarnya aku juga mencintainya, sejak aku pertama
kali menemukannya di gudang tua itu.
“Mianhae, aku tahu tidak
seharusnya aku mencintaimu, karena aku yakin kau sudah mencintai yeo—“
Aku langsung mengkunci bibirnya dengan bibirku sebelum ia melanjutkan
perkataannya. Setelah beberapa menit aku melepaskan bibirku dari
bibirnya lalu menariknya kembali ke dalam pelukanku.
“Tidak! Aku tidak mencintai yeoja lain. Aku mencintaimu, sejak pertemuan pertama kita,” ujarku setengah berbisik.
“Saranghae,” ujarnya dengan pelan.
***
Seo hyun P.O.V
Aku senang mendengarkan pernyataan Kyuhyun yang ternyata mencintaiku
juga, secara tidak langsung kami sudah menjadi sepasang kekasih saat
ini, dan kalau seandainya aku bisa memilih, aku ingin menikah dan
tinggal bersama Kyuhyun saja daripada dengan menikah dengan Siwon.
“Oppa, kau tidak kembali ke toko roti lagi???”
“Aniyo, aku ingin menemanimu disini chagi,” jawabnya sambil tetap
memelukku. Aku semakin menenggelamkan diriku ke dalam pelukannya. Aku
sangat nyaman di dalam pelukannya dan akan selalu nyaman, dan inilah
yang membuatku tidak ingin berpisah dengannya.
“Oppa, bagaimana kalau nanti malam kita makan di atas atap, aku dengar langit malam ini akan penuh bintang,” ujarku.
“Mwo??? Di atas atap???” Kali ini ia menatapku dengan matanya yang sudah membulat.
“Ayolah Oppa!!!” Aku mulai merengek manja dihadapannya dan ia tertawa melihat tingkahku yang seperti anak- anak.
“Ne, aku setuju! Aku akan menelepon Yesung untuk mengantarkan beberapa
roti sebagai hidangan kita nanti,” Ujarnya sambil mengacak poniku,
kemudian ia beranjak menuju kamar untuk mengambil ponselnya lalu
menghubungi Yesung.
“Gomawo...” Ujar Kyuhyun lalu menutup ponselnya.
Aku berjalan menghampirinya dan bertanya, “Bagaimana katanya???”
Kyuhyun tersenyum, senyumnya masih tetap sama, manis lembut dan menghanyutkan. Itulah kesanku ketika melihat senyumnya.
“Ya, Yesung bersedia mengantarkannya, hmmm... bagaimana kalau kita
pergi belanja sekarang, mari kita masak bersama!” Ujarnya dengan
semangat, aku pun setuju lalu kemudian kami pun pergi ke supermarket
untuk memebeli beberapa bahan untuk kami masak.
***
Author P.O.V
Sepulangnya dari supermarket, mereka berdua pun memulai acara masak
memasak mereka. Kyuhyun dan Seo hyun memang sama- sama pandai memasak.
Dan tidak sampai satu jam makanan lezat pun sudah terhidang, Seo hyun
yang sudah selesai mandi dan berdandan memutuskan untuk menghias tempat
dinner mereka di atas atap, sementara itu Kyuhyun mandi dan bersiap-
siap.
Di atap Seo hyun menata tempat itu seindah dan
seromantis mungkin, karena ini merupakan dinner pertamanya dengan
Kyuhyun, setelah semuanya selesai, ia beranjak ke sudut di atas atap
itu, menopangkan tangannya di selusur tembok yang rendah itu sambil
melihat bintang yang memang sangat ramai dan bersinar dengan indah malam
itu.
Tiba- tiba Seo hyun merasakan sepasang tangan melingkar
lembut dipinggangnya, tanpa melihat ke belakang, ia sudah bisa
memastikan siapa itu.
“Indah sekali!!!” Ujar Kyuhyun yang
terpukau dengan pemandangan malam ini. Ia meletakkan dagunya di puncak
kepala Seo hyun, sementara tangannya masih erat memeluk pinggang Seo
hyun.
“Bintangnya... Aku belum pernah bintang sebanyak ini
sebelumnya.” Ujar Seo hyun kepalanya mendongak ke atas melihat
pemandangan di atasnya.
Mereka masih dalam posisi itu untuk
beberapa lama, memandangi langit malam, memberi nama bintang, bercerita
sambil sesekali tertawa.
“Oppa...” panggil Seo hyun.
“wae chagi???”
“Aku sudah lapar, lebih baik kita makan sekarang,” Ujar Seo hyun,
kemudian Kyuhyun melepaskan pelukannya, kemudian menggenggam tangan Seo
hyun dan menuntunnya ke meja yang sudah dihias dan penuh makanan
tentunya.
Mereka pun akhirnya makan malam ditemani dengan ratusan bahkan mungkin ribuan bintang yang menerangi malam ini.
***
Semakin lama, Kyuhyun dan Seo hyun semakin saling mencintai satu sama
lain, sudah 3 bulan ini mereka menjadi sepasang kekasih dan hubungan
mereka baik- baik saja. Mereka terlihat bahagia tanpa adanya gangguan
dari siapapun, saat ini mereka baru saja pulang dari toko roti milik
Kyuhyun tanpa menyadari sepasang mata sudah memperhatikan mereka dengan
hati yang terbakar cemburu tentunya.
“Seo hyun, kau tidak bisa
menjadi miliknya! Kau harus menjadi milikku!!!” Ujarnya dengan tegas
sambil terus menatap keduanya dengan tatapan paling kejam sedunia.
***
Kyuhyun P.O.V
Pagi ini aku dan Seo hyun berencana untuk pergi piknik ke pantai dan
Seo hyun menyuruhku untuk membelikan perlengkapan kami nantinya di
pantai, aku menurut saja dan segera pergi ke Supermarket.
Ketika sedang dalam perjalanan aku melihat seseorang sepertinya sedang
mengawai rumahku, apa mungkin itu Choi Siwon dan pengawal- pengawalnya?
Aku tidak tahu dan aku pun segera mempercepat langkahku ke Supermarket
lalu segera pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah aku terkejut
karena pintu rumahku sudah terbuka, padahal jelas- jelas aku sudah
menguncinya sebelum pergi ke supermarket. Dan lebih terkejutnya lagi aku
ketika melihat Seo hyun sudah berada di dalam genggaman erat dua orang
pria yang pernah masuk ke rumahku sebelumnya dan di sampingnya seorang
pria berjas sedang mencoba membujuknya, mungkin dia Choi Siwon, aku
segera berlari ke arahnya lau mendaratkan sebuah pukulan keras di
wajahnya, ia tampak terkejut dan aku melihat sudut bibirnya mengeluarkan
sedikit darah.
“Oppa... tolong aku!!!!” Seo hyun mulai
berteriak dan kemudian menangis, ia betul- betul terlihat ketakutan,
Tiba- tiba Siwon melayangkan pukulan kerasnya ke perutku dan aku mulai
jatuh tersungkur.
“Jangan dekati Seo hyun ku!!!!! Dia
milikku!!!!! Dia akan menjadi istriku!!! Arraseo????” Ujar Siwon, ia
mendekatiku, dan kemudian menendang perutku lagi.
“OPPAAAAA!!!!” Seo hyun berteriak keras, ia menangis sambil meronta-
ronta berusaha melepaskan dirinya dari genggaman kedua pengawalnya itu.
Aku berusaha berdiri untuk melawan Siwon, namun, belum sempat aku
melakukan perlawanan rupanya seorang pengawal Siwon yang lain
mendorongku dengan keras ke sofa, Aku mulai tersungkur lagi.
“Siwonn!!! Aku mohon jangan sakiti dia!!!! Jangaannn!!!!!!” Tangis Seo
hyun mulai menjadi- jadi, namun ia tidak bisa berbuat apa- apa
sepertinya dan aku mengerti itu. Aku mulai berdiri dan mendorong salah
satu pengawal itu untuk bisa menggenggam tangannya.
“Chagi,
ka.. kau baik- baik saja????” Tanyaku dengan lemah, Seo hyun menangis
melihat keadaanku yang sudah tidak berdaya lagi. Siwon menyuruh pengawal
yang lain untuk melepaskan tangan seo hyun yang satu lagi.
Seo hyun memegang wajahku dengan kedua tangannya, Ia menangis! Dan aku
juga menangis, apakah mungkin inilah saatnya kami berpisah??? Ya Tuhan,
aku tidak ingin berpisah dengannya, bagaimana bisa aku berpisah dengan
cintaku! Ia mulai memelukku,
“Oppa, maafkan aku sudah
membawamu ke dalam masalahku! Mianhae,,,, Mianhae.....” Ujarnya sambil
terus menangis, ia terus menerus minta maaf.
“Gwechanayo!
Mungkin kita memang tidak ditakdirkan bersama Seo hyun- ah,” Aku
membalas pelukannya dengan tangan gemetar karena aku sudah mulai
kehabisan tenaga. Seo hyun kembali menangis, aku rasakan tangan dan
pundaknya mulai bergetar.
“Anni, aku ditakdirkan denganmu Oppa!!!” Ujarnya lagi kali ini dengan tangisan yang lebih keras.
Tiba- tiba Siwon menarik tangan Seo hyun dengan keras. Ia menarik
paksa Seo hyun lebih tepatnya. Seo hyun tampak meronta minta dilepaskan
sementara tangan satunya lagi tetap memegang jemariku dengan erat.
“Oppa!!!!!!! Aku ingin bersamamu!!!! Opppa!!!! Mianhae!!!” Ujar Seo
hyun sambil terus menangis, aku berusaha menolongnya lepas dari Seo hyun
tanpa terasa aku pun mulai menjatuhkan air mataku dan mulai memanggil
namanya.
“Seo Hyun!!!!!!!!!” Aku berusaha menarik tangannya
tapi apa daya, dua orang pengawal Siwon menahanku, berusaha melepaskan
tanganku dan tangan Seo hyun. Sementara Siwon berusaha menarik Seo hyun.
Aku dan Seo hyun berusaha mempertahankan genggaman kami sampai pada
akhirnya kami kehabisan tenaga dan pertahanan kami runtuh, perlahan
tangan Seo hyun mulai terlepas dari jemariku, sambil terus menangis dan
memanggil namaku, ia ditarik Siwon dengan paksa keluar dari rumahku, dan
sedetik kemudian aku merasakan satu hantaman keras di tengkuk
belakangku dan semuanya gelap.
***
Author P.O.V
Kyuhyun duduk termenung di sofanya, sudah seminggu ini, ia seperti
itu, sejak perginya Seo hyun dari rumahnya, ia merasa kehilangan separuh
hatinya, Yesung, Jong hyun dan hyung- hyungnya di toko rotinya sudah
berkali- kali datang ke rumahnya untuk menghiburnya, namun hasilnya sama
saja, Kyuhyun seperti kehilangan semangat hidup tanpa Seo hyun.
Ia menjadi pendiam dan mulai sering menyendiri, sahabat- sahabatnya
merasa kehilangan sosoknya yang ceria, cerewet dan masih banyak lagi.
Sampai pada suatu hari....
Ting Nong....
Bel pintu
berbunyi, dengan langkah yang terseret- seret Kyuhyun beranjak ke pintu
depan bermaksud untuk membukakan pintu, di hadapannya berdiri seorang
yeoja berambut pendek sedang membelakanginya. Mendengar pintu sudah
terbuka, yeoja itupun berbalik.
“Annyeong Haseo,” sapa yeoja itu sambil membungkukkan badannya.
“Anda siapa?? Ada keperluan apa???”
“Perkenalkan aku Seo Hyo rin, Panggil saja Seo Rin, aku ini adiknya
Seo hyun, aku kesini untuk mengantarkan undangan ini untukmu,” Ujarnya
sambil menyerahkan sebuah kartu undangan berbentuk persegi panjang dan
berhiaskan pita merah di atasnya. Dengan kasar Kyuhyun menerimanya lalu
melemparkan undangan itu ke jalan.
“Apa itu undangan
pernikahan Seo hyun dan Siwon??? Aku tidak butuh!!!!!!” Kyuhyun
membentak Seo Rin, dan Seo rin benar- benar terkejut dengan sikap
Kyuhyun.
“Aku mencintainya, tapi kenapa dia harus bersama
Siwon????” Kyuhyun mulai menangis frustasi. Seo rin hanya bisa terdiam
dan semakin teringat cerita Seo hyun tentang namja yang ada dihadapannya
sekarang.
“Aku sarankan kau membaca undangan ini dulu,
sebelum kau berteriak- teriak!” Ujar Seo rin sambil memberikan udangan
itu langsung ke tangan Kyuhyun.
“Untuk apa aku membaca ini???? Kau mau melihatku menangis lagi???”
“Ckk, sudah baca saja! Banyak omong!!” Kyuhyun segera membuka undangan
itu dan membaca kalimat demi kalimat yang terdapat dalam undangan
tersebut dan alangkah terkejutnya kyuhyun ketika mendapati kalimat
itu.....
“Aku mempelai laki- lakinya??? Apa maksudnya ini????” Kyuhyun masih belum mengerti.
“Oppa!!!” tiba- tiba Seo hyun muncul sambil membawa beberapa undangan.
“oppa, aku baru saja dari toko roti, memberikan undangan pernikahan
kita kepada Yesung dan yang lainnya.” Ujar Seo hyun sambil tersenyum.
Kyuhyun belum bisa berbicara ia masih sangat shock.
“Kitaa??? Menikah???” Tanya kyuhyun
“Sudah tahu kebenarannya kan??? Makanya jangan langsung menangis!!!”
Ujar Seo rin, “Kakak, aku ke mobil dulu ya, dadahh!” Pamit Seo rin lalu
beranjak meninggalkan Kyuhyun dan Seo hyun.
“Aa.. apa maksud ini semua??? Siwon bagaimana???” Tanya Kyuhyun.
“Oppa, kita akan menikah 5 hari lagi, Aku dan kau oppa!!!” Ujar Seo
hyun dengan gembira. “Siwon? Siwon pergi ke Amerika karena ia ketahuan
menghamili wanita dan ia harus bertanggung jawab dan tidak jadi menikah
denganku!” Ujar Seo hyun. Beberapa menit kemudian seo hyun sudah berada
dipelukan Kyuhyun yang masih saja hangat dan nyaman.
“Akhirnya kau kembali Chagi, Saranghae...” Ujar Kyuhyun dengan pelan.
“Saranghae oppa,” balas Seo hyun. Kyuhyun mengangkat sedikit tubuh Seo
hyun dan mulai berputar- putar, tawa meliputi wajahnya mereka. Sampai
pada akhirnya.....
KLIK!
Sebuah blitz menyambar mereka dan itu berasal dari kamera seseorang, ada yang mengambil gambar kemesraan mereka.
“Nah, ini pasti bagus untuk foto pra- wedding!” ujarnya yeoja itu.
“Seo Rin!!!” ujar keduanya serempak.
THE END