Title:
Only You
Cast:
· * Byun Baekhyun
· * Kim Jong Hee
· * Kim Joon Myeon
· * Kim Jong Dae
· * Kim Jong In
· * Oh Sehun
· * Park Chanyeol
· * Do Kyungsoo
“A
little smile is all i want, a little love is all i need—”—Seo Jin Young
***
Jong Dae menatap Jong
Hee yang sedang menikmati hari liburnya dengan menonton televisi, sudah
seminggu sejak hari pertamanya bekerja Jong Dae tidak pernah mendengar Jong Hee
bercerita tentang kantornya ataupun pekerjaannya sehari- hari. Hal ini cukup
mengherankan karena biasanya Jong Hee sangat rajin bercerita tentang hari-
harinya.
“Jong Hee- ya, bagaimana pekerjaanmu? Menyenangkan?” Jong Dae
segera menghampiri Jong Hee sambil meletakkan dua cangkir coklat hangat di atas
meja yang berada di hadapan mereka berdua.
“Oh, oppa, menyenangkan, menyenangkan sekali, hehehe...” Ujar
Jong Hee sambil berusaha menunjukkan senyumnya.
“Tapi tampangmu sepertinya terbalik dengan ucapanmu.” Ujar Jong
Dae.
“A.. ani, pekerjaanku memang menyenangkan oppa,”
Jong Dae masih tidak mempercayai perkataan adiknya, namun,
sepertinya Jong Hee masih belum berniat bercerita tentang kantornya.
“Oppa, percayalah aku baik- baik saja saat ini.” Ujar Jong Hee
sambil menatap kakak laki- lakinya itu. Jong Hee memang paling tidak bisa
berbohong pada Jong Dae, jika ia berbohong entah dengan cara apa Jong Dae pasti
akan mengetahuinya. Untuk saat ini ia sedang tidak ingin menceritakan
kantornya, pekerjaannya apalagi menceritakan Baekhyun, Jong Dae pasti akan
sangat khawatir dan bisa saja Jong Dae menyuruhnya pindah dari kantor itu. Jong
Hee tidak akan mau meninggalkan kantor itu.
“Ne, aku percaya, tapi jika ada apa- apa kau harus
menceritakannya. Mengerti?”
“Ye, oppa...” Jong Hee tersenyum mendengar perkataan kakaknya
itu, setidaknya untuk saat ini dia bebas dari segala macam pertanyaan yang akan
diberikan oleh Jong Dae. “Hoaaamm, oppa sepertinya aku mengantuk,” Ujar Jong Hee sambil melingkarkan tangannya di
pinggang Jong Dae lalu menyandarkan kepalanya di bahu Jong Dae.
“Yak! Kau ini, jika mengantuk pergilah ke kamar!” Ujar Jong Dae
yang terkejut dengan tingkah adiknya kali ini.
“Aigo, biarkan aku tidur dulu oppa, sudah lama kan aku tidak
memelukmu seperti ini semenjak kau mengurusi pasien- pasienmu itu.” Ujar Jong
hee sambil berusaha memejamkan matanya.
“Aissshhh, dasar anak manja!” Ujar Jong Dae sambil membelai
rambut Jong Hee.
Melihat Jong Hee sudah memejamkan matanya, Jong Dae yang pada
akhirnya merasa mengantuk juga memutuskan untuk ikut memejamkan matanya.
***
Baekhyun sedang
berkonsentrasi dengan gambarnya ketika Jong Hee datang hendak mengganggunya.
“Baekhyun- ahh, kau sedang apa? Aisshh kau
selalu saja menggambar setiap kali aku datang menemui.” Ujar Jong Hee sambil
meletakkan tas- nya di atas meja. Baekhyun hanya tersenyum menanggapi perkataan
Jong Hee.
“Baekhyun- ahh, apa kau pernah jatuh
cinta????” Tanya Jong Hee tiba- tiba. Baekhyun pun segera mengalihkan
pandangannya ke arah Jong Hee yang sepertinya sedang menatapnya.
“Kenapa kau bertanya seperti itu Jong Hee-
ya?”
Jong Hee tertawa kecil, “sepertinya aku
sedang jatuh cinta.” Ujar Jong Hee kemudian, ia tidak menyadari perubahan wajah
Baekhyun ketika mendengar perkataannya barusan.
“Tapi sayang sekali sepertinya ia tidak
peka terhadap perasaanku.” Ujar Jong Hee dengan mimik wajah yang sedih.
Baekhyun berusaha mengeluarkan sebuah kalimat dari mulutnya, tapi entah kenapa
lidahnya terasa kelu.
“Si... siapa dia???” Tanya Baekhyun.
“Kau tidak perlu tahu, kau pasti akan tahu
nantinya.” Ujar Jong Hee sambil tertawa. “Kau sendiri bagaimana? Apa kau pernah
jatuh cinta?”
Baekhyun menatap gadis yang di hadapannya
dengan penuh arti, “Ya, dan aku sangat mencintainya.”
“Ceritakan padaku.....” Ujar Jong Hee
dengan semangat.
***
Jong Hee sedang menatap lembaran kertas yang berada di
hadapannya ketika Joon Myeon datang ke mejanya.
“Jong Hee- ssi...” Panggil Joon Myeon. Namun, Jong Hee masih
tampak bergeming, sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu sehingga ia tidak
menanggapi Joon Myeon.
“Jong Hee- ssi!!” Panggil Joon Myeon sekali lagi dengan suara
agak keras.
Jong Hee pun tersadar dari lamunannya dan seketika salah
tingkah. “Ne, Joon Myeon sunbae, ada apa??? Maaf aku tadi sedang... sibuk
memikirkan sesuatu.” Ujar Jong Hee.
Joon Myeon tertawa kecil melihat tingkah Jong Hee. “Apa
Baekhyun menyuruhmu untuk memikirkan sebuah desain???”
Jong Hee hanya hanya tersenyum kecil sambil menggaruk belakang
kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
“Kau sudah makan siang?” Pertanyaan Joon myeon kali ini cukup
membuat Jong Hee terkejut.
“Belum,”
“Ahh, bagus! Bagaimana kalau kita makan siang bersama?”
Jong Hee membelalakkan matanya mendengar ajakan Joon Myeon.
“A... Ma... makan siang???”
“Ye, aku yang akan mentraktirmu, kajja! Aku sudah kelaparan.”
Dengan segera Jong Hee merapikan mejanya dan tidak lupa membawa smartphone dan
dompetnya lalu mengikuti Joon Myeon.
***
“Bagaimana kabar Jong Dae, Jong Hee- ssi?” Tanya Joon Myeon
sambil menyantap makan siangnya.
“Oppa baik- baik saja ia masih sibuk dengan pasien- pasiennya.”
Jawab Jong Hee.
Joon Myeon tertawa kecil mendengar jawaban Jong Hee. “Ia benar-
benar mencintai pasien- pasiennya,”
“Dan melupakan adik satu- satunya.” Sambung Jong Hee.
Kali ini Joon myeon tertawa cukup keras. “Kau cemburu Jong Hee-
ssi??? Mmm... bagaimana kalau aku memanggilmu ‘Jong Hee’ saja??? Kau keberatan??”
“Aniyo, terserah sunbae saja ingin memanggilku seperti apa.”
Ujar Jong Hee.
“Dan kau boleh memanggilku oppa, jika kita sedang di luar
kantor.” Ujar Joon Myeon sambil tersenyum menatap Jong Hee.
Senyum yang benar- benar manis dan Jong Hee tahu apa arti dari
senyum itu.
***
Kyungsoo sedang berusaha merekatkan karton untuk bagian atap
pada maketnya ketika Baekhyun datangnya menemuinya, “Baekhyun-ah kau disini?
Ada apa?” Tanya Kyungsoo.
“Dimana gadis itu?” Tanya Baekhyun lagi tanpa mempedulikan
pertanyaan Kyungsoo sebelumnya. “Maksudku Jong Hee-ssi.” Tambahnya lagi.
“Mollayo, setahuku
tadi dia ada di mejanya sebelum makan siang, jadi karena sekarang sedang jam
makan siang kemungkinan dia sedang makan siang.” Jawab Kyungsoo tanpa melihat
Baekhyun.
Baekhyun hanya menatap Kyungsoo dengan tatapan yang sulit
diartikan. Ia memang tidak terlalu dekat dengan Kyungsoo dan karyawan GM
Architecture yang lainnya karena ia menganggap bahwa karyawan yang lain tidak
akan bisa mengerti dirinya seperti anggota EOA.
“Kyungsoo oppa, kau tahu tadi Joon Myeon sunbae meminta nomor
telepon—” Perkataan Jong Hee terputus ketika melihat sosok yang berdiri di
samping Kyungsoo.
“Nah, ini dia... Jong hee-ssi, Baekhyun sudah menunggumu dari
tadi, mungkin ingin membicarakan tentang proyek kalian,” ujar Kyungsoo. Dengan
takut Jong Hee melangkah mendekati Baekhyun dan Kyungsoo.
“A... ada apa Baekhyun sunbae?” Tanya Jong Hee tanpa bisa
menutupi rasa takutnya.
“Ikut aku ke ruanganku sekarang,” ujar Baekhyun dengan dingin
dan tanpa banyak bicara langsung meninggalkan Jong Hee dan Kyungsoo.
***
“A... apa ada yang ingin Baekhyun sunbae bicarakan?” Tanya Jong
Hee dengan gemetar.
Baekhyun tampaknya tidak mempedulikan pertanyaan Jong Hee, ia
memilih untuk sibuk dengan smartphone- nya. Jong Hee hanya bisa menghela nafas
panjang melihat sikap Baekhyun yang masih belum berubah terhadapnya.
“A.. aku tidak tahu apa alasanmu mengacuhkanku seperti ini,
tapi bisakah ketika sedang di kantor kita bersikap layaknya rekan kerja?” Ujar
Jong Hee memecahkan keheningan yang sebelumnya tercipta di antara mereka.
Baekhyun menatap gadis yang sedang berada di hadapannya dengan
tatapan tajam. Ia masih sangat membenci gadis ini. Untuk saat ini ia masih
belum mampu untuk bersikap baik terhadap Jong Hee. Baekhyun meletakkan
smartphone- nya di atas meja kerjanya, dan dengan langkah mengintimidasi
Baekhyun mendekati Jong Hee dan menatap
gadis itu tepat di manik matanya.
“Kita sedang bersikap layaknya rekan kerja Jong Hee- ssi,”
“Anni, kau... tidak bersikap seperti ini sa... at bersama
Chanyeol sunbae,... Sehun, ataupun... Jong In.” Ujar Jong Hee sedikit gemetar.
Baekhyun hanya tertawa sinis menanggapi perkataan Jong Hee.
“Aku tidak mau kau mengkhayal terlalu tinggi Jong Hee- ssi.”
Jong Hee berusaha menahan airmatanya agar tidak keluar saat
ini. Ia memberanikan dirinya menatap Baekhyun.
“Apa alasanmu membenciku Baekhyun-ah???” ucap Jong Hee lirih.
Belum sempat Baekhyun menjawab, Sehun sudah memasuki ruangan
Baekhyun tanpa mengetuk pintu. Sehun cukup terkejut melihat keberadaaan Jong
Hee di ruangan Baekhyun.
“A.. mianhae hyung, aku tidak tahu kalau kau sedang ada urusan
dengan Jong Hee- ssi, aku akan keluar.”
“Tidak perlu Sehun, urusan kami sudah selesai, aku hanya ingin
memberitahu Jong Hee- ssi bahwa kami berdua akan ke pulau Jeju besok lusa untuk
survey lapangan proyek kita.” Ujar Baekhyun dengan datar.
Sehun hanya menganggukkan kepalanya. Sementara Jong Hee hanya
terbelalak mendengar ucapan Baekhyun.
“Baiklah Jong Hee- ssi kau boleh kembali bekerja, ingat jam
tujuh tepat kau sudah harus berada di bandara. Arraseo?”
“Ne,... a.. arraseoyo,” jawab Jong Hee dan dengan terburu- buru
ia segera meninggalkan ruangan Baekhyun.
“Posisi kalian sudah sedekat itu hyung bilang hanya mau
mengatakan akan ke pulau Jeju? Aigoo, aku tidak bisa kau bohongi hyung,” ujar
Sehun sambil menghempaskan tubuhnya di sofa biru yang berada di ruangan
Baekhyun.” Katakan padaku hyung apa yang
akan terjadi jika aku tidak masuk ke ruanganmu tadi?” Tanya Sehun sambil
menatap Baekhyun dengan tatapan paling jahil sedunia.
“Mungkin saja aku sudah menamparnya?” Jawab Baekhyun.
“Ya, Hyung! Itu kejam sekali!”
***
Jong Hee tidak berhenti melahap es krim yang berada di
hadapannya sampai Jong Dae pulang dari rumah sakit. Jong Dae segera merampas
mangkuk yang berisi es krim berwarna pink itu dan langsung meletakkannya di
tempat penyucian piring.
“Yak! Apa kau sudah gila? Sudah berapa mangkuk yang sudah kau
habiskan???” Tanya Jong Dae sedikit berteriak. Jong Hee memilih diam,
menundukkan kepala sambil meremas kedua tangannya. “Jong Hee- ya..”
“OPPA! BISAKAH KAU HANYA MELIHATKU MENGHABISKAN ES KRIM ITU
SAJA???” Teriak Jong Hee tiba- tiba. Jong Dae cukup terkejut mendengar
perkataan Jong Hee. Namun, ia lebih terkejut lagi melihat airmata yang mengalir
di kedua pipi Jong Hee.
“Jong Hee ada apa denganmu?” Jong Dae mendekati Jong Hee dan
langsung memeluk adiknya itu. Dan seketika tangsi Jong Hee semakin menjadi-
jadi.
“Apa salahku oppa??? Aku tidak tahu, jeongmal mollayo!” Ujar
Jong Hee. “Aku hanya ingin kami
berbicara seperti dulu saja, hanya itu!!!” Ujar Jong Hee sambil memukulkan
kedua tangannya ke dada Jong Dae.
Jong Dae mempererat pelukannya. Hatinya cukup sedih melihat
adik satu- satunya menangis seperti ini, dan mendengar Jong Hee berbicara
seperti itu ia sangat yakin bahwa ia memiliki masalah di kantornya.
“Jong Hee- ya sudahlah jangan menangis seperti ini! Ceritakan
masalahmu padaku,” Ujar Jong Dae tanpa melepaskan pelukannya. Namun, Jong Hee
sepertinya belum mau menceritakan masalahnya, ia hanya ingin menangis saat ini.
Ya, Jong Dae cukup mengerti hal itu.
Dan untuk waktu yang cukup lama Jong Dae hanya bisa memeluk
Jong Hee sampai gadis itu terlelap lalu membawa gadis itu menuju kamarnya.
***
Joon Myeon menatap Jong Dae dengan khawatir, tadi Jong Dae
meneleponnya memintanya untuk menemuinya ingin membicarakan Jong Hee. Begitu
mendengar nama Jong Hee, Joon Myeon pun segera meninggalkan pekerjaannya dan
langsung menemui Jong Dae.
“Lama tidak bertemu Joon Myeon-ah.” Sapa Jong Dae dengan ramah.
“Ye, bagaimana kabarmu?” Tanya Joon Myeon.
“Ya, seperti yang kau lihat aku baik- baik saja,” jawab Jong
Dae.
“A... apa yang ingin kau bicarakan tentang Jong Hee?” Tanya
Joon Myeon langsung ke inti pembicaraanya.
Jong Dae menghela nafasnya untuk sesaat. “Semalam ia menangis,”
Joon Myeon langsung terkejut mendengar pemberitahuan dari Jong Dae. Selama ini ia melihat Jong Hee
baik- baik saja dan terlihat senang meskipun Baekhyun dan rekan- rekannya
terlihat belum bisa menerima kehadirannya di tim mereka. Jadi wajar saja ia
terkejut mendengar kabar tentang Jong Hee kali ini.
“Ke... kenapa???” Tanya Joon Myeon tanpa bisa menyembunyikan
kekhawatirannya.
“Aku tidak tahu, justru itu yang ingin aku tanyakan padamu. Apa
di kantormu ada seseorang yang tidak menyukai kehadiran Jong Hee?”
“A.. ani, semua karyawan bersikap baik pada Jong Hee, apalagi dia gadis yang baik, cantik
dan juga pintar.”
“Tapi tidak seharusnya Jong Hee menangis meraung- raung seperti
semalam kalau tidak ada maslah apa- apa Joon Myeon-ah.” Ucap Jong Dae tanpa
bisa menghilangkan tatapan curiganya kepada Joon Myeon.
Joon Myeon yang pada dasarnya benar- benar tidak tahu
permasalahan Jong Hee sedikit merasa terpojokkan dengan tatapan Jong Dae kepadanya.
Ia kembali mengingat- ingat siapa- siapa saja rekan kerja Jong Hee. Dan tiba-
tiba ia nama EOA melintas di kepalanya. Mungkinkah keempat orang itu yang sudah
membuat Jong Hee menangis?
“Joon Myeon-ah, kau tidaj secara terang- terangan kan mendekati
adikku di kantormu?”
“Jong Dae, jujur saja aku memang terang- terangan mendekati
adikmu di kantor, tapi itu sama sekali tidak ada hubungannya.”
“Jadi menurutmu siapa yang menyebabkan adikku satu- satunya
menangis?” Tanya Jong Dae.
“Aku akan coba cari tahu nanti.” Jawab Joon Myeon. Dan jawaban
Joon Myeon sudah cukup membuat Jong Dae sedikit lega.
***
Jong Hee sudah ada di bandara sebelum pukul tujuh sesuai dengan
perintah Baekhyun. Tapi kelihatannya sekarang ini malah Baekhyun yang
mengingkari janji- nya untuk datang teapat waktu. Jong Hee hanya bisa pasrah
menunggu sambil terus menerus melihat jam tangan berwarna coklat yang setia
melingkar di tangannya.
Tidak sampai setengah jam kemudian ia melihat Baekhyun berjalan
menghampirinya. Jong Hee butuh oksigen banyak hari ini karena tidak bisa ia
pungkiri penampilan Baekhyun hari ini cukup membuat ia susah bernafas.
“Sudah lama menunggu?” Tanya Baekhyun sambil menatapnya. Tidak.
Jong Hee tidak tahu Baekhyun menatapnya atau tidak karena Baekhyun sedang memakai
kacamata berwarna hitam. Jadi tidak begitu jelas.
“Ti.. tidak...”
Baekhyun lalu duduk di kursi yang berada di sebelah Jong Hee
dan kembali mengacuhkan gadis itu. Sesaat mereka pun larut dalam kesunyian yang
mereka ciptakan sendiri. Baekhyun terlihat sibuk bermain game di smartphone-
nya sementara Jong Hee sibuk memainkan gantungan kunci tas- nya. Ia cukup gugup
hanya dengan duduk di samping Baekhyun, mengingat sudah lama mereka tidak
berdekatan seperti ini, ditambah lagi perkataan Baekhyun dua hari yang lalu.
“Baekhyun-ah a... aku...”
“Haahh... Kenapa sekarang aku malah lapar sekali??? Aku akan
pergi mencari makanan. Kau tunggu disini saja.” Ujar Baekhyun yang sepertinya
ingin menghindari percakapan dengan Jong Hee.
Tepat ketika Baekhyun akan melangkahkan kakinya, Jong Hee
segera mencekal lengan Baekhyun. “Kenapa kau menjauhiku? Anni, kenapa kau
membenciku Baekhyun-ah? Tidak bisakah kau memberitahuku alasan mengapa kau
begitu membenciku?” Tanya Jong Hee dengan lirih.
Dengan kasar Baekhyun melepaskan tangan Jong Hee, “apa kau
tidak punya pertanyaan lain selain ini?”
“Tidak.” Jawab Jong Hee.
Baekhyun menarik nafas panjang sebelum berkata, “kau boleh
minta apapun, tapi jangan memintaku untuk mennjawab pertanyaanmu yang satu ini.
Katakan kau mau apa Jong Hee- ssi?”
Jong Hee menatap Baekhyun dengan mata berkaca- kaca. Ia sungguh
kecewa karena untuk kesekian kalinya Baekhyun tidak mau menjawab pertanyaan.
Namun, sejak awal pertemuan mereka ada hal yang benar- benar diinginkan oleh
Jong Hee selain Baekhyun menjawab pertanyaan- nya itu.
“Jong Hee- ssi, kau mendengarku? Katakan kau mau apa? Aku sudah
lapar sekali aku mau menca—”
“Tersenyum lah padaku.” Ujar Jong Hee memotong perkataan
Baekhyun. “Tersenyumlah, itu yang aku inginkan saat ini Baekhyun-ah.”
Baekhyun tampak terkejut dengan permintaan Jong Hee dan tanpa
berpikir panjang lagi ia segera melangkahkan kakinya meninggalkan Jong Hee dan
keinginan gadis itu yang sangat sulit
untuk ia penuhi.
***