Rabu, 06 Agustus 2014

Only You -PART 2- EXO FF



Title: Only You
Cast:
·        * Byun Baekhyun
·        * Kim Jong Hee
·        * Kim Joon Myeon
·        * Kim Jong Dae
·        * Kim Jong In
·        * Oh Sehun
·        * Park Chanyeol
·        * Do Kyungsoo


PART 2—A Little—
“A little smile is all i want, a little love is all i need—”—Seo Jin Young

      ***

      Jong Dae menatap Jong Hee yang sedang menikmati hari liburnya dengan menonton televisi, sudah seminggu sejak hari pertamanya bekerja Jong Dae tidak pernah mendengar Jong Hee bercerita tentang kantornya ataupun pekerjaannya sehari- hari. Hal ini cukup mengherankan karena biasanya Jong Hee sangat rajin bercerita tentang hari- harinya.
      “Jong Hee- ya, bagaimana pekerjaanmu? Menyenangkan?” Jong Dae segera menghampiri Jong Hee sambil meletakkan dua cangkir coklat hangat di atas meja yang berada di hadapan mereka berdua.
      “Oh, oppa, menyenangkan, menyenangkan sekali, hehehe...” Ujar Jong Hee sambil berusaha menunjukkan senyumnya.
      “Tapi tampangmu sepertinya terbalik dengan ucapanmu.” Ujar Jong Dae.
      “A.. ani, pekerjaanku memang menyenangkan oppa,”
      Jong Dae masih tidak mempercayai perkataan adiknya, namun, sepertinya Jong Hee masih belum berniat bercerita tentang kantornya.
      “Oppa, percayalah aku baik- baik saja saat ini.” Ujar Jong Hee sambil menatap kakak laki- lakinya itu. Jong Hee memang paling tidak bisa berbohong pada Jong Dae, jika ia berbohong entah dengan cara apa Jong Dae pasti akan mengetahuinya. Untuk saat ini ia sedang tidak ingin menceritakan kantornya, pekerjaannya apalagi menceritakan Baekhyun, Jong Dae pasti akan sangat khawatir dan bisa saja Jong Dae menyuruhnya pindah dari kantor itu. Jong Hee tidak akan mau meninggalkan kantor itu.
      “Ne, aku percaya, tapi jika ada apa- apa kau harus menceritakannya. Mengerti?”
      “Ye, oppa...” Jong Hee tersenyum mendengar perkataan kakaknya itu, setidaknya untuk saat ini dia bebas dari segala macam pertanyaan yang akan diberikan oleh Jong Dae. “Hoaaamm, oppa sepertinya aku mengantuk,”  Ujar Jong Hee sambil melingkarkan tangannya di pinggang Jong Dae lalu menyandarkan kepalanya di bahu Jong Dae.
      “Yak! Kau ini, jika mengantuk pergilah ke kamar!” Ujar Jong Dae yang terkejut dengan tingkah adiknya kali ini.
      “Aigo, biarkan aku tidur dulu oppa, sudah lama kan aku tidak memelukmu seperti ini semenjak kau mengurusi pasien- pasienmu itu.” Ujar Jong hee sambil berusaha memejamkan matanya.
      “Aissshhh, dasar anak manja!” Ujar Jong Dae sambil membelai rambut Jong Hee.
      Melihat Jong Hee sudah memejamkan matanya, Jong Dae yang pada akhirnya merasa mengantuk juga memutuskan untuk ikut memejamkan matanya.

      ***

      Baekhyun sedang berkonsentrasi dengan gambarnya ketika Jong Hee datang hendak mengganggunya.
      “Baekhyun- ahh, kau sedang apa? Aisshh kau selalu saja menggambar setiap kali aku datang menemui.” Ujar Jong Hee sambil meletakkan tas- nya di atas meja. Baekhyun hanya tersenyum menanggapi perkataan Jong Hee.
      “Baekhyun- ahh, apa kau pernah jatuh cinta????” Tanya Jong Hee tiba- tiba. Baekhyun pun segera mengalihkan pandangannya ke arah Jong Hee yang sepertinya sedang menatapnya.
      “Kenapa kau bertanya seperti itu Jong Hee- ya?”
      Jong Hee tertawa kecil, “sepertinya aku sedang jatuh cinta.” Ujar Jong Hee kemudian, ia tidak menyadari perubahan wajah Baekhyun ketika mendengar perkataannya barusan.
      “Tapi sayang sekali sepertinya ia tidak peka terhadap perasaanku.” Ujar Jong Hee dengan mimik wajah yang sedih. Baekhyun berusaha mengeluarkan sebuah kalimat dari mulutnya, tapi entah kenapa lidahnya terasa kelu.
      “Si... siapa dia???” Tanya Baekhyun.
      “Kau tidak perlu tahu, kau pasti akan tahu nantinya.” Ujar Jong Hee sambil tertawa. “Kau sendiri bagaimana? Apa kau pernah jatuh cinta?”
      Baekhyun menatap gadis yang di hadapannya dengan penuh arti, “Ya, dan aku sangat mencintainya.”
      “Ceritakan padaku.....” Ujar Jong Hee dengan semangat.

      ***

      Jong Hee sedang menatap lembaran kertas yang berada di hadapannya ketika Joon Myeon datang ke mejanya.
      “Jong Hee- ssi...” Panggil Joon Myeon. Namun, Jong Hee masih tampak bergeming, sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu sehingga ia tidak menanggapi Joon Myeon.
      “Jong Hee- ssi!!” Panggil Joon Myeon sekali lagi dengan suara agak keras.
      Jong Hee pun tersadar dari lamunannya dan seketika salah tingkah. “Ne, Joon Myeon sunbae, ada apa??? Maaf aku tadi sedang... sibuk memikirkan sesuatu.” Ujar Jong Hee.
      Joon Myeon tertawa kecil melihat tingkah Jong Hee. “Apa Baekhyun menyuruhmu untuk memikirkan sebuah desain???”
      Jong Hee hanya hanya tersenyum kecil sambil menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
      “Kau sudah makan siang?” Pertanyaan Joon myeon kali ini cukup membuat Jong Hee terkejut.
      “Belum,”
      “Ahh, bagus! Bagaimana kalau kita makan siang bersama?”
      Jong Hee membelalakkan matanya mendengar ajakan Joon Myeon. “A... Ma... makan siang???”
      “Ye, aku yang akan mentraktirmu, kajja! Aku sudah kelaparan.” Dengan segera Jong Hee merapikan mejanya dan tidak lupa membawa smartphone dan dompetnya lalu mengikuti Joon Myeon.

      ***

      “Bagaimana kabar Jong Dae, Jong Hee- ssi?” Tanya Joon Myeon sambil menyantap makan siangnya.
      “Oppa baik- baik saja ia masih sibuk dengan pasien- pasiennya.” Jawab Jong Hee.
      Joon Myeon tertawa kecil mendengar jawaban Jong Hee. “Ia benar- benar mencintai pasien- pasiennya,”
      “Dan melupakan adik satu- satunya.” Sambung Jong Hee.
      Kali ini Joon myeon tertawa cukup keras. “Kau cemburu Jong Hee- ssi??? Mmm... bagaimana kalau aku memanggilmu ‘Jong Hee’ saja??? Kau keberatan??”
      “Aniyo, terserah sunbae saja ingin memanggilku seperti apa.” Ujar Jong Hee.
      “Dan kau boleh memanggilku oppa, jika kita sedang di luar kantor.” Ujar Joon Myeon sambil tersenyum menatap Jong Hee.
      Senyum yang benar- benar manis dan Jong Hee tahu apa arti dari senyum itu.

      ***

      Kyungsoo sedang berusaha merekatkan karton untuk bagian atap pada maketnya ketika Baekhyun datangnya menemuinya, “Baekhyun-ah kau disini? Ada apa?” Tanya Kyungsoo.
      “Dimana gadis itu?” Tanya Baekhyun lagi tanpa mempedulikan pertanyaan Kyungsoo sebelumnya. “Maksudku Jong Hee-ssi.” Tambahnya lagi.
      “Mollayo, setahuku tadi dia ada di mejanya sebelum makan siang, jadi karena sekarang sedang jam makan siang kemungkinan dia sedang makan siang.” Jawab Kyungsoo tanpa melihat Baekhyun.
      Baekhyun hanya menatap Kyungsoo dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia memang tidak terlalu dekat dengan Kyungsoo dan karyawan GM Architecture yang lainnya karena ia menganggap bahwa karyawan yang lain tidak akan bisa mengerti dirinya seperti anggota EOA.
      “Kyungsoo oppa, kau tahu tadi Joon Myeon sunbae meminta nomor telepon—” Perkataan Jong Hee terputus ketika melihat sosok yang berdiri di samping Kyungsoo.
      “Nah, ini dia... Jong hee-ssi, Baekhyun sudah menunggumu dari tadi, mungkin ingin membicarakan tentang proyek kalian,” ujar Kyungsoo. Dengan takut Jong Hee melangkah mendekati Baekhyun dan Kyungsoo.
      “A... ada apa Baekhyun sunbae?” Tanya Jong Hee tanpa bisa menutupi rasa takutnya.
      “Ikut aku ke ruanganku sekarang,” ujar Baekhyun dengan dingin dan tanpa banyak bicara langsung meninggalkan Jong Hee dan Kyungsoo.

      ***

      “A... apa ada yang ingin Baekhyun sunbae bicarakan?” Tanya Jong Hee dengan gemetar.
      Baekhyun tampaknya tidak mempedulikan pertanyaan Jong Hee, ia memilih untuk sibuk dengan smartphone- nya. Jong Hee hanya bisa menghela nafas panjang melihat sikap Baekhyun yang masih belum berubah terhadapnya.
      “A.. aku tidak tahu apa alasanmu mengacuhkanku seperti ini, tapi bisakah ketika sedang di kantor kita bersikap layaknya rekan kerja?” Ujar Jong Hee memecahkan keheningan yang sebelumnya tercipta di antara mereka.
      Baekhyun menatap gadis yang sedang berada di hadapannya dengan tatapan tajam. Ia masih sangat membenci gadis ini. Untuk saat ini ia masih belum mampu untuk bersikap baik terhadap Jong Hee. Baekhyun meletakkan smartphone- nya di atas meja kerjanya, dan dengan langkah mengintimidasi Baekhyun mendekati  Jong Hee dan menatap gadis itu tepat di manik matanya.
      “Kita sedang bersikap layaknya rekan kerja Jong Hee- ssi,”
      “Anni, kau... tidak bersikap seperti ini sa... at bersama Chanyeol sunbae,... Sehun, ataupun... Jong In.” Ujar Jong Hee sedikit gemetar. Baekhyun hanya tertawa sinis menanggapi perkataan Jong Hee.
      “Aku tidak mau kau mengkhayal terlalu tinggi Jong Hee- ssi.”
      Jong Hee berusaha menahan airmatanya agar tidak keluar saat ini. Ia memberanikan dirinya menatap Baekhyun.
      “Apa alasanmu membenciku Baekhyun-ah???” ucap Jong Hee lirih.
      Belum sempat Baekhyun menjawab, Sehun sudah memasuki ruangan Baekhyun tanpa mengetuk pintu. Sehun cukup terkejut melihat keberadaaan Jong Hee di ruangan Baekhyun.
      “A.. mianhae hyung, aku tidak tahu kalau kau sedang ada urusan dengan Jong Hee- ssi, aku akan keluar.”
      “Tidak perlu Sehun, urusan kami sudah selesai, aku hanya ingin memberitahu Jong Hee- ssi bahwa kami berdua akan ke pulau Jeju besok lusa untuk survey lapangan proyek kita.” Ujar Baekhyun dengan datar.
      Sehun hanya menganggukkan kepalanya. Sementara Jong Hee hanya terbelalak mendengar ucapan Baekhyun.
      “Baiklah Jong Hee- ssi kau boleh kembali bekerja, ingat jam tujuh tepat kau sudah harus berada di bandara. Arraseo?”
      “Ne,... a.. arraseoyo,” jawab Jong Hee dan dengan terburu- buru ia segera meninggalkan ruangan Baekhyun.
      “Posisi kalian sudah sedekat itu hyung bilang hanya mau mengatakan akan ke pulau Jeju? Aigoo, aku tidak bisa kau bohongi hyung,” ujar Sehun sambil menghempaskan tubuhnya di sofa biru yang berada di ruangan Baekhyun.” Katakan padaku hyung  apa yang akan terjadi jika aku tidak masuk ke ruanganmu tadi?” Tanya Sehun sambil menatap Baekhyun dengan tatapan paling jahil sedunia.
      “Mungkin saja aku sudah menamparnya?” Jawab Baekhyun.
      “Ya, Hyung! Itu kejam sekali!”

      ***

      Jong Hee tidak berhenti melahap es krim yang berada di hadapannya sampai Jong Dae pulang dari rumah sakit. Jong Dae segera merampas mangkuk yang berisi es krim berwarna pink itu dan langsung meletakkannya di tempat penyucian piring.
      “Yak! Apa kau sudah gila? Sudah berapa mangkuk yang sudah kau habiskan???” Tanya Jong Dae sedikit berteriak. Jong Hee memilih diam, menundukkan kepala sambil meremas kedua tangannya. “Jong Hee- ya..”
      “OPPA! BISAKAH KAU HANYA MELIHATKU MENGHABISKAN ES KRIM ITU SAJA???” Teriak Jong Hee tiba- tiba. Jong Dae cukup terkejut mendengar perkataan Jong Hee. Namun, ia lebih terkejut lagi melihat airmata yang mengalir di kedua pipi Jong Hee.
      “Jong Hee ada apa denganmu?” Jong Dae mendekati Jong Hee dan langsung memeluk adiknya itu. Dan seketika tangsi Jong Hee semakin menjadi- jadi.
      “Apa salahku oppa??? Aku tidak tahu, jeongmal mollayo!” Ujar Jong Hee.  “Aku hanya ingin kami berbicara seperti dulu saja, hanya itu!!!” Ujar Jong Hee sambil memukulkan kedua tangannya ke dada Jong Dae.
      Jong Dae mempererat pelukannya. Hatinya cukup sedih melihat adik satu- satunya menangis seperti ini, dan mendengar Jong Hee berbicara seperti itu ia sangat yakin bahwa ia memiliki masalah di kantornya.
      “Jong Hee- ya sudahlah jangan menangis seperti ini! Ceritakan masalahmu padaku,” Ujar Jong Dae tanpa melepaskan pelukannya. Namun, Jong Hee sepertinya belum mau menceritakan masalahnya, ia hanya ingin menangis saat ini. Ya, Jong Dae cukup mengerti hal itu.
      Dan untuk waktu yang cukup lama Jong Dae hanya bisa memeluk Jong Hee sampai gadis itu terlelap lalu membawa gadis itu menuju kamarnya.

      ***

      Joon Myeon menatap Jong Dae dengan khawatir, tadi Jong Dae meneleponnya memintanya untuk menemuinya ingin membicarakan Jong Hee. Begitu mendengar nama Jong Hee, Joon Myeon pun segera meninggalkan pekerjaannya dan langsung menemui Jong Dae.
      “Lama tidak bertemu Joon Myeon-ah.” Sapa Jong Dae dengan ramah.
      “Ye, bagaimana kabarmu?” Tanya Joon Myeon.
      “Ya, seperti yang kau lihat aku baik- baik saja,” jawab Jong Dae.
      “A... apa yang ingin kau bicarakan tentang Jong Hee?” Tanya Joon Myeon langsung ke inti pembicaraanya.
      Jong Dae menghela nafasnya untuk sesaat. “Semalam ia menangis,”
      Joon Myeon langsung terkejut mendengar pemberitahuan dari  Jong Dae. Selama ini ia melihat Jong Hee baik- baik saja dan terlihat senang meskipun Baekhyun dan rekan- rekannya terlihat belum bisa menerima kehadirannya di tim mereka. Jadi wajar saja ia terkejut mendengar kabar tentang Jong Hee kali ini.
      “Ke... kenapa???” Tanya Joon Myeon tanpa bisa menyembunyikan kekhawatirannya.
      “Aku tidak tahu, justru itu yang ingin aku tanyakan padamu. Apa di kantormu ada seseorang yang tidak menyukai kehadiran Jong Hee?”
      “A.. ani, semua karyawan bersikap baik pada  Jong Hee, apalagi dia gadis yang baik, cantik dan juga pintar.”
      “Tapi tidak seharusnya Jong Hee menangis meraung- raung seperti semalam kalau tidak ada maslah apa- apa Joon Myeon-ah.” Ucap Jong Dae tanpa bisa menghilangkan tatapan curiganya kepada Joon Myeon.
      Joon Myeon yang pada dasarnya benar- benar tidak tahu permasalahan Jong Hee sedikit merasa terpojokkan dengan tatapan Jong Dae kepadanya. Ia kembali mengingat- ingat siapa- siapa saja rekan kerja Jong Hee. Dan tiba- tiba ia nama EOA melintas di kepalanya. Mungkinkah keempat orang itu yang sudah membuat Jong Hee menangis?
      “Joon Myeon-ah, kau tidaj secara terang- terangan kan mendekati adikku di kantormu?”
      “Jong Dae, jujur saja aku memang terang- terangan mendekati adikmu di kantor, tapi itu sama sekali tidak ada hubungannya.”
      “Jadi menurutmu siapa yang menyebabkan adikku satu- satunya menangis?” Tanya Jong Dae.
      “Aku akan coba cari tahu nanti.” Jawab Joon Myeon. Dan jawaban Joon Myeon sudah cukup membuat Jong Dae sedikit lega.

      ***

      Jong Hee sudah ada di bandara sebelum pukul tujuh sesuai dengan perintah Baekhyun. Tapi kelihatannya sekarang ini malah Baekhyun yang mengingkari janji- nya untuk datang teapat waktu. Jong Hee hanya bisa pasrah menunggu sambil terus menerus melihat jam tangan berwarna coklat yang setia melingkar di tangannya.
      Tidak sampai setengah jam kemudian ia melihat Baekhyun berjalan menghampirinya. Jong Hee butuh oksigen banyak hari ini karena tidak bisa ia pungkiri penampilan Baekhyun hari ini cukup membuat ia susah bernafas.
      “Sudah lama menunggu?” Tanya Baekhyun sambil menatapnya. Tidak. Jong Hee tidak tahu Baekhyun menatapnya atau tidak karena Baekhyun sedang memakai kacamata berwarna hitam. Jadi tidak begitu jelas.
      “Ti.. tidak...”
      Baekhyun lalu duduk di kursi yang berada di sebelah Jong Hee dan kembali mengacuhkan gadis itu. Sesaat mereka pun larut dalam kesunyian yang mereka ciptakan sendiri. Baekhyun terlihat sibuk bermain game di smartphone- nya sementara Jong Hee sibuk memainkan gantungan kunci tas- nya. Ia cukup gugup hanya dengan duduk di samping Baekhyun, mengingat sudah lama mereka tidak berdekatan seperti ini, ditambah lagi perkataan Baekhyun dua hari yang lalu.
      “Baekhyun-ah a... aku...”
      “Haahh... Kenapa sekarang aku malah lapar sekali??? Aku akan pergi mencari makanan. Kau tunggu disini saja.” Ujar Baekhyun yang sepertinya ingin menghindari percakapan dengan Jong Hee.
      Tepat ketika Baekhyun akan melangkahkan kakinya, Jong Hee segera mencekal lengan Baekhyun. “Kenapa kau menjauhiku? Anni, kenapa kau membenciku Baekhyun-ah? Tidak bisakah kau memberitahuku alasan mengapa kau begitu membenciku?” Tanya Jong Hee dengan lirih.
      Dengan kasar Baekhyun melepaskan tangan Jong Hee, “apa kau tidak punya pertanyaan lain selain ini?”
      “Tidak.” Jawab Jong Hee.
      Baekhyun menarik nafas panjang sebelum berkata, “kau boleh minta apapun, tapi jangan memintaku untuk mennjawab pertanyaanmu yang satu ini. Katakan kau mau apa Jong Hee- ssi?”
      Jong Hee menatap Baekhyun dengan mata berkaca- kaca. Ia sungguh kecewa karena untuk kesekian kalinya Baekhyun tidak mau menjawab pertanyaan. Namun, sejak awal pertemuan mereka ada hal yang benar- benar diinginkan oleh Jong Hee selain Baekhyun menjawab pertanyaan- nya itu.
      “Jong Hee- ssi, kau mendengarku? Katakan kau mau apa? Aku sudah lapar sekali aku mau menca—”
      “Tersenyum lah padaku.” Ujar Jong Hee memotong perkataan Baekhyun. “Tersenyumlah, itu yang aku inginkan saat ini Baekhyun-ah.”
      Baekhyun tampak terkejut dengan permintaan Jong Hee dan tanpa berpikir panjang lagi ia segera melangkahkan kakinya meninggalkan Jong Hee dan keinginan gadis itu  yang sangat sulit untuk ia penuhi.

***
      



Jumat, 01 Agustus 2014

Only You -PART 1- EXO FF


Title: Only You
Cast:
  • Byun Baekhyun
  • Kim Jong Hee
  • Kim Joon Myeon
  • Kim Jong Dae
  • Kim Jong In
  • Oh Sehun
  • Park Chanyeol
  • Do Kyungsoo

PART 1—Something Happened to My Heart—
“No matter how much i call out, you’re always far from me.”—A&T


      ***

      “Ayolah Kim Jong Hee, cepat sedikit apa kau mau terlambat di hari pertamamu bekerja sebagai arsitek, huh?” Ujar seorang gadis sambil menatap bayangannya dalam cermin. Kedua tangannya masih sibuk memberikan sentuhan eyeliner di kedua kelopak matanya.
      “Yak Jong Hee-ya!!!!! Kau belum juga bersiap- siap sejak tadi???” Sebuah suara mengagetkan Jong Hee  sehingga membuat garis eyeliner yang susah payah ia tarik menjadi sedikit melenceng.
      “Kya!!!! Oppa! Lihat apa yang baru saja kau lakukan,” gadis itu membalikkan badan dan menunjuk eyeliner- nya yang sedikit belepotan. “Oppa mengagetkan ku saja, aku sedang berusaha cepat jadi tolong jangan menggangguku.” Gadis itu kembali sibuk dengan beberapa alat make up nya dan tidak mempedulikan kehadiran kakak laki- lakinya tersebut.
      “Hei Jong Hee- ya, kau mau terlambat di hari pertamamu bekerja? Kau bilang kau akan menjadi arsitek disiplin yang tepat waktu, tapi di hari pertamamu bekerja kau sudah terlambat, memalukan.” Ujar laki- laki tersebut.
      “Jong Dae- Oppa, bisakah oppa diam sebentar? Aku butuh konsentrasi!” Ujar Jong Hee  sambil mengoleskan kelopak matanya dengan eyeliner. Jong Dae hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah adik semata wayangnya itu.
      Diam- diam Jong Dae menatap adik perempuannya tersebut dengan hati berdesir. Adik yang selama ini ia jaga sudah tumbuh dewasa, hobinya sama seperti gadis lainnya, belanja, jalan- jalan dan berdandan. Semenjak kedua orang tua mereka meninggal dalam sebuah kecelakaan beruntun  Jong Dae memang harus berusaha ekstra dalam menjaga dan menopang adiknya tersebut. Tidak sesekali Jong Dae mendapati Jong Hee sedang terduduk diam di tepi jendela atau mendapati Jong Hee sedang memandangi foto kedua orang tua mereka.
      Beruntung karena mereka tidak seperti tokoh- tokoh di serial drama yang sudah yatim piatu miskin pula. Kedua orang tua Jong Dae mewariskan sebuah rumah sakit dan sebuah butik kepada anak- anaknya, dan Jong Dae pun menjadi kepala rumah sakit yang baru ketika kedua orang tuanya meninggal, padahal saat itu dirinya berusia 22 tahun dan baru saja meraih gelar dokter spesialis bedah jantung.
      Dan sekarang melihat Jong Hee akan bekerja Jong Dae sedikit sedih, ia akan berpisah dengan Jong Hee, mungkin saja intensitas pertemuan mereka akan sedikit berkurang. Ingin rasanya Jong Dae meminta adiknya tersebut agar tidak perlu bekerja, namun, hal itu akan membuat Jong Hee seolah- olah terkekang.
      “Oppa, kau kenapa?” Tiba- tiba suara Jong Hee yang sudah berada di hadapannya  membuyarkan segala lamunannya.
      “A.. anniyo, kau mau berangkat sekarang?”
      “Oppa akan mengantarku?” Ujar Jong Hee terkejut. Ia tadinya berpikir akan naik bus saja, karena Jong Dae belum mengizinkannya mengendarai mobil.
      “Tentu saja, ini hari pertamamu bekerja dan aku harus memastikan kau sampai di kantormu bukan di mall atau salon kecantikan.” Ujar Jong Dae sambil tertawa kecil melihat ekspresi Jong Hee.
      “Yee, arraseo! Jeongmal arraseo!” Ujar Jong Hee pura- pura kesal. Jong Dae mengusap pelan puncak kepala Jong Hee dengan sayang dan gadis itu pun membalas perlakuan kakaknya tersebut dengan sebuah pelukan.
      “Gomawo oppa, terimakasih sudah menjadi kakak terbaik untukku.” Ujar Jong Hee sambil memeluk Jong Dae dengan erat.
      “Sama- sama Jong Hee-ya.”
      Tiba- tiba Jong Hee melepaskan pelukannya, “oppa kau benar- benar akan mengantarku kan? Bagaimana kalau sekarang? Karena sepertinya aku akan terlambat.” Ujar  Jong Hee  sambil mendahului Jong Dae.
      “Yak! Kau yang tadi berlama- lama dengan eyeliner- mu!” Teriak Jong Dae.

      ***

      Baekhyun sedang sibuk menatap layar komputernya sambil mendengarkan musik dari laptop- nya ketika Sehun datang membawa dua gelas bubble tea dengan muka masam.
      “Hey, kenapa ekspresimu seperti itu? Kau tidak suka aku menyuruhmu membeli bubble tea?” Ujar Baekhyun sambil meyeruput bubble tea yang diberikan oleh Sehun.
      “Bukan begitu hyung, hyung tau aku baru saja mendengar bahwa Min Seok hyung akan pindah ke luar negeri.” Ujar Sehun.
      “Lalu?” Tanya Baekhyun sambil tetap berkonsentrasi kepada layar komputer di hadapannya.
      “Hyung bilang ‘lalu’??? Hyung, Min Seok hyung belum merampungkan seluruh gambar potongan untuk proyek hotel milik Daehan Group!” Ujar Sehun sambil menatap Baekhyun dengan tatapan paling mengenaskan.
      Baekhyun masih bergeming menatap layar komputer. Sehun yang penasaran dengan apa yang dikerjakan Baekhyun segera berdiri mengitari meja dan berdiri di belakang Baekhyun, seketika matanya terbelalak.
      “Hyung sedang menggambar potongan???”
      “Ya, seperti yang kau lihat. Min Seok hyung sudah memberitahukan kepindahannya sejak lama, jadi beritamu itu basi Sehun- nie.”
      “Hyung daebak!!!” Teriak Sehun. Ia benar- benar salut terhadap senior yang berada di hadapannya saat ini, Baekhyun tipe orang yang serius dan pekerja keras meskipun di luarnya ia sangat dingin dan cuek. Namun, di hadapan ia dan anggota EOA –Nama tim yang sengaja Baekhyun buat agar terdengar lebih keren— Baekhyun sangat baik dan keras  kepala tentu saja.
      “Jong In dan Chanyeol ada dimana?”
      “Chanyeol hyung sedang di pantry, sementara Jong In sedang sibuk menggambar tampak. Deadline membuat Jong In lupa waktu dan lupa diri hyung.” Ujar Sehun sambil tertawa. Di antara anggota EOA Sehun memang yang paling dekat dengan Baekhyun. Cerita selengkapnya nanti saja.
      “Dan kau, apa yang sedang kau lakukan Sehun?” Tanya Baekhyun.
      “Melihat hyung hehehe, aku sedang membuat gambar denah untuk lantai 12 sampai lantai 20 dan aku sudah menyelesaikan lima gambar.” Ujar Sehun.
      “Kalau begitu lanjutkan lagi, dua minggu lagi kita berempat sudah harus berkumpul untuk menyatukan semua pekerjaan kita. Arraseo?”
      “Yee, hyung,”
      Tiba- tiba tanpa mengetuk pintu Jong In menerobos masuk ke dalam ruangan Baekhyun yang didominasi warna coklat tersebut.
      “Yak! Kenapa kau tidak mengetuk pintu terlebih dahulu?” Ujar Baekhyun yang masih terkejut dengan kedatangan Jong In.
      “Mianhae hyung, aku hanya ingin memberi tahu Joon Myeon hyung menyuruh kita ber- empat segera ke ruangannya.”
      “Hey  Baekhyun, Joon Myeon hyung menyuruh kita ke ruangannya.” Kali ini Chanyeol yang masuk sambil menggenggam sebatang coklat di tangannya.
      “Ada apa kita dipanggil seperti ini hyung?” Ujar Jong In sambil menatap Baekhyun.
      “Apa akan ada perombakan pemain seelah kita ditinggalkan oleh Min Seok hyung?” Tanya Sehun.
      Tanpa menjawab pertanyaan dari Jong In, Baekhyun segera berdiri dan beranjak dari bangkunya, lalu seperti dikomando Sehun, Chanyeol dan Jong In pun mengikuti Baekhyun.

      ***

      Jong Hee menarik nafasnya ketika ia sudah memasuki lift, setelah ia menekan tombol angka 3 ia pun menyandarkan badannya, berusaha rileks. Jujur saja ia masih kebingungan mencari ruangan Kim Joon Myeon pimpinan kantornya sekarang, menurut arahan resepsionis tadi ia hanya harus lurus belok kanan lalu ada tangga melingkar, naik ke lantai dua, lurus lalu ada lift, naik lantai tiga lalu lurus lagi kemudian belok kiri dan ruangan Joon Myeon sunbaenim berada di paling ujung lantai tersebut. Jong Hee sedikit kesal karena si resepionis membuatnya jadi bertele- tele.
      “Hyung menurutmu apa yang yang akan dikatakan Joon Myeon hyung  kepada kita?” Tanya Jong In. Baekhyun tidak menjawab, namun langkah cepatnya seolah memberikan sebuah pertanda kepada yang lainnya bahwa ada sesuatu yang tidak menyenangkan nantinya.
      “Baekhyun bisa kah kau berjalan lebih pelan, aku kelelahan mengikutimu secepat ini!” Protes Chanyeol yang lagi- lagi diabaikan oleh Baekhyun.
      Baekhyun masih saja menatap lurus ke depan. Ia cukup mengerti dengan yang dimaksud Joon Myeon, perombakan pemain tentu saja, ia masih ingat jelas tentang keputusan joon Myeon dua hari yang lalu bahwa ia akan menambahkan seorang lagi di tim- nya. Bukannya Baekhyun tidak mau tapi ia tidak yakin jika ‘orang itu’ yang akan menjadi anggota satu tim- nya, Baekhyun sungguh tidak sudi.

      ***

      TING!!!

      Pintu lift pun terbuka menandakan bahwa Jong Hee sudah berada di lantai tiga, dan tanpa pikir panjang Jong Hee segera berlari dari lift, namun, baru saja ia keluar dari lift tubuhnya tiba- tiba menghantam sebuah eh bukan sebuah, ada empat buah benda yang cukup keras sehingga membuat ia dan ‘benda’ itu jatuh bersamaan.
      “YAK!!!! Kenapa kau menabrak kami?!?!?!” Chanyeol yang lebih dulu bersuara sambil merintih kesakitan lantaran lengan kanannya kena sebuah hantaman keras.
      “A....Joesonghabnida sunbaenim.” Ujar Jong Hee yang langsung berdiri sambil menundukkan kepalanya. Satu kesalahan besar sudah ia lakukan di hari pertamanya bekerja, dalam hati ia menyesali perbuatannya yang langsung berlari ketika pintu lift terbuka.
      “Kau seharusnya bisa berjalan dengan santai ketika keluar dari lift agasshi,” sindir Jong In. Jong Hee tetap menundukkan kepalanya tidak berani menatap keempat laki- laki yang berada di hadapannya.
      Baekhyun yang sedari tadi sudah cukup badmood segera bersuara. “Angkat kepalamu.” Ujar Baekhyun dengan suaranya yang sedingin es. Jong Hee  masih belum berani mengangkat kepalanya. “Ku bilang angkat kepalamu.”
      Perlahan Jong Hee  mengangkat kepalanya, dan alangkah terkejutnya Baekhyun saat melihat wajah itu, wajah yang sudah berusaha ia hilangkan selama 6 tahun ini. Wajah yang saat ini sangat ia benci dan ia rindukan.
      Jong Hee juga terkejut mendapati keberadaan Baekhyun di hadapannya. Sosok yang selama 6 tahun ini sangat ia rindukan. Ia betul- betul tidak menyangka bertemu Baekhyun di sini. Mungkin kah ini takdir?
      “Kau dikejar sesuatu? Apa ada hantu di dalam lift itu sehingga kau harus berlari?” Ucapan Baekhyun yang cukup dingin terhadapnya cukup membuat Jong Hee terkejut. Ada apa dengan Baekhyun?
      “A... ani, a... aku hanya takut terlambat ini hari pertamaku bekerja.”
      “Oh, pegawai baru ternyata.” Ujar Chanyeol tak kalah dinginnya dengan Baekhyun.
      “Cepat pergi, atau kami akan melaporkanmu kepada pimpinan kami.” Ujar Bakehyun lalu beranjak meninggalkan Jong Hee yang masih tidak percaya dengan penglihatannya.
      “Baekhyun...” Ujar Jong Hee dengan suara pelan. Nyaris tak terdengar.

      ***

      Baekhyun menatap Joon Myeon yang masih sibuk dengan berbicara di telepon. Sementara Jong In, Chanyeol juga Sehun masih harap- harap cemas dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
      “Dia sudah datang, aku akan langsung mengenalkannya kepada kalian.” Ujar Joon Myeon.
      “Mwo??? Mengenalkan siapa hyung?” Tanya Chanyeol terkejut.
      “Anggota baru di tim kalian, Baekhyun belum menceritakannya pada kalian?” Tanya Joon Myeon. Sementara Chanyeol dan yang lainnya hanya menatap Baekhyun meminta penjelasan.
      Chanyeol hendak menjawab ketika sebuah suara ketukan berhasil membungkam mulutnya.
      “Ahhh, dia sudah datang,” ujar Joon Myeon sambil menatap Baekhyun dan kawan- kawan. “Masuklah!!!!” Ujar Joon Myeon dengan agak keras agar seseorang yang berada di luar ruangannya dapat mendengar suaranya.
      Dan ketika pintu terbuka, semua orang yang berada di dalam ruangan seakan menahan nafasnya dan tidak berusaha mengalihkan pandangannya dari pintu yang terbuka tersebut.
      “KAU!!!” Teriak Sehun tiba- tiba.
      Ekspresi terkejut juga ditunjukkan oleh Chanyeol dan Jong In. Berbeda dengan ketiga sahabatnya Baekhyun hanya menatap sosok di hadapannya itu dengan dingin dan malas.
      “Jong Hee silahkan masuk, kami sudah lama menunggumu.” Ujar Joon Myeon.
      “Lebih tepatnya Joon Myeon hyung yang sudah lama menunggumu, bukan kami.” Ujar  Jong In yang mendapat tatapan tajam dari Joon Myeon.
      “Jong In, hentikan mulut kasarmu itu.” Tegur Baekhyun. Jong In yang pada dasarnya segan dengan Baekhyun pun akhirnya memilih diam dan mengalihkan pandangannya ke arah jendela besar yang ada di ruangan Joon Myeon.
      Joon Myeon menatap keempat laki- laki yang berada di hadapannya ini dengan tatapan tajam.
      “Kalian sudah bertemu dengan Jong Hee sebelumnya?” Tanya Joon Myeon.
      “Belum,” jawab Baekhyun dengan datar.
      “Lalu kenapa Sehun berteriak ‘KAU’ kepada Jong Hee?” Ujar Joon Myeon sambil menatap Sehun. Sementara Sehun yang ditatap berusaha mengalihkan pandangannya ke arah lain.
      “Perlukah kami menjawab pertanyaan mu hyung? Bagaimana jika kau langsung mengenalkannya kepada kami dengan cepat sehingga kami bisa melanjutkan pekerjaan kami.” Ujar Baekhyun tanpa mengubah ekspresi wajahnya.
      Joon Myeon menarik nafasnya sebelum akhirnya  memilih untuk  mengalah, dan  langsung mengenalkan Jong Hee.
      “Baiklah, untuk kalian semua. Seperti yang kalian ketahui Min Seok sudah memutuskan untuk pindah dari perusahaan kita karena suatu hal, dan karena tim kalian kemungkinan akan kekurangan seseorang, aku memutuskan untuk memasukkan Jong Hee  ke dalam tim kalian.”
      “APA?!?!?!?!?!” Teriak Sehun, Jong In dan Chanyeol secara bersamaan. Sementara Baekhyun hanya diam seribu bahasa dan tampak tidak berniat menanggapi.
      “Hyung apa- apaan ini? Dia masih pegawai baru kenapa langsung dimasukkan ke tim kami?” Sebuah kalimat protes muncul dari mulut Sehun.
      “Memangnya kenapa? Dia lulusan terbaik tahun ini dari universitasnya.” Jawab Joon Myeon.
      “Aigooo, aku masih ingat saat hyung menempatkanku magang di gudang perlengkapan maket dan miniatur sebelum akhirnya kau menempatkan ku satu tim dengan Baekhyun hyung.” Ujar Jong In.
      Joon Myeon menarik nafas panjang, “apapun pendapat kalian Jong Hee akan masuk ke dalam tim kalian. Jadi bersikap baiklah. Arraseo?”
      Tidak ada jawaban dari Baekhyun dan kawan- kawan.
      “Baekhyun kuharap kau bisa mengatur semua anggotamu. Kalau begitu kalian boleh keluar, dan Sehun...”
      “Ya hyung?”
      “Tunjukkan meja kerjanya Jong Hee, kau tahu kan meja kerja Min Seok yang dulu?”
      “Ye..” Jawab Sehun dengan malas lalu memberi isyarat kepada Joong Hee  untuk mengikutinya.
      Dan akhirnya tanpa banyak biacara lagi Baekhyun, chanyeol dan Sehun segera meninggalkan ruangan Joon Myeon.

      ***

      “Kyungsoo hyung, tolong tunjukkan pada gadis ini meja kerja Min seok hyung yang dulu.” Ujar Sehun ketika melihat laki- laki yang sedang membuat hot chocolate di pantry.
      Laki- laki yang dipanggil Kyungsoo itu segera mengalihkan pandangannya kepada gadis yang berada di hadapannya sekarang.”
      “Apa dia pegawai baru?” Tanya Kyungsoo yang langsung dijawab dengan sebuah anggukan oleh Sehun.
      “Baiklah, nanti aku antarkan.” Ujar Kyungsoo dan tanpa berbicara banyak Sehun langsung meninggalkan Kyungsoo dan Jong Hee.
      “Annyeong haseyo, je ireumeun Jong Hee  imnida.” Ujar Jong Hee sambil membungkukkan badannya.
      “Ne,  annyeong haseyo, aku Do Kyungsoo panggil saja Kyungsoo oppa, karena kelihatannya kau lebih muda dariku.” Ujar Kyungsoo. “Kau mau hot chocolate?”
      “N... Nde???”
      “Tidak usah terkejut seperti itu anggap saja sebagai penyambutanku.” Ujar Kyungsoo sambil memamerkan deretan giigi putihnya.
      “A.... Gamsahabnida sunbaenim,” ujar Jong Hee.
      “Aisshh sudah kukatakan panggil saja Kyungsoo oppa! Arraseo?”
      “Ye arraseo oppa!”

      ***

      “Mwo??? Jadi kau langsung dimasukkan Joon Myeon hyung ke tim- nya Baekhyun?”
      Jong Hee hanya mengangguk kecil menanggapi pertanyaan Kyungsoo. Saat ini mereka sudah berada di meja masing- masing yang ternyata bersebelahan.
      “Daebak... Bagaimana bisa kau langsung dimasukkan ke dalam EOA? Katakan kau punya hubungan apa dengan Joon Myeon hyung?”
      “A... Aniyo aku tidak mengerti maksud oppa apa, aku sama sekali tidak punya hubungan apa- apa. Joon Myeon hyung hanya teman oppa ku saja.”
      “Pantas saja, apa oppa mu seorang arsitek juga?”
      Jong Hee menggeleng, “bukan, oppa ku seorang dokter, bagian bedah jantung.”
      Kyungsoo hanya mengangguk menanggapi jawaban Jong Hee.
      “Oh iya, Oppa apa maksudmu dengan EOA tadi?” Tanya Jong Hee.
      “Hah, ohh... kau belum tahu ya, EOA itu  Evil of Architecture. Aneh kan kedengarannya? Tapi itu adalah nama yang diberikan Baekhyun untuk tim kalian. Karena biasanya Baekhyun dan yang lainnya tidak hanya bersama- sama ketika di kantor saja, mereka juga sering jalan- jalan bersama ya bisa dikatakan mereka rekan kerja, sahabat dan saudara juga.” Ujar Kyungsoo sambil tertawa. “Banyak yang kagum dengan keahlian mereka berlima sebelum Min Seok hyung keluar sekarang dan digantikan oleh kau.”
      Kyungsoo meneguk mocha late- nya sebelum melanjutkan perkataannya. “Baekhyun dengan desainnya yang selalu daebak, Chanyeol yang meskipun kelihatan konyol ternyata  pandai menghitung beban, Jong In yang kelihatannya berantakan ternyata selalu rapi dan presisi dalam membuat miniatur dan  Sehun luar biasa dalam mendesain interior.”
      “Banyak sekali orang- orang di kantor ini yang ingin dimasukkan ke dalam tim  mereka, apalagi tidak diragukan lagi mereka tampan dan terkenal. Ditambah lagi Baekhyun masih merupakan sepupunya Joon Myeon hyung pimpinan kita. Kau beruntung bisa bergabung dengan mereka.” Ujar Kyungsoo.
      “Tapi mereka membenciku oppa, apalagi Baekhyun sunbaenim.” Ujar Jong Hee  dengan sedih.
      “Wae???”
      Jong Hee hanya terdiam sambil mengaduk hot chocolate- nya.

      ***

       Baekhyun menatap komputernya dengan malas. Ia betul- betul tidak menyangka akan bertemu dengan gadis itu sekarang, di kantornya dan lebih parahnya lagi ia akan satu tim dengan gadis itu.
      “Hyung, bagaimana mungkin gadis itu langsung dimasukkan ke dalam tim kita?” Ujar Jong In yang masih kecewa dengan keputusan Joon Myeon.
      “Hyung kau sudah tahu lebih dulu tapi mengapa tidak memberitahu kami?” Tanya Sehun.
      Baekhyun terdiam mendengar pertanyaan dari Sehun.
      “Jika seandainya kau memberitahu kami tentang hal ini, kita bisa bersama- sama menentang kehadiran gadis itu di tim kita.” Ujar Chanyeol.
      “Joon Myeon akan memindahkan kalian ke tim lain jika aku menolaknya.” Jawab Baekhyun.
      “Mwo???? Joon Myeong hyung berkata seperti itu?” Ujar Jong In.
      “Kenapa Joon Myeon hyung seperti itu, egois sekali.” Tambah Sehun.
      “Kim Jong Dae, kakak laki- laki gadis itu merupakan sahabat karib Joon Myeon hyung.” Jawab Baekhyun.
      Untuk beberapa saat ruangan Baekhyun menjadi hening, masing- masing sibuk dengan pikirannya.
      “Lalu apa kau yakin ingin memasukkan gadis itu ke dalam proyek hotel Daehan grup?” Tanya Chanyeol.
      “Tidak, untuk proyek Daehan grup dia tidak perlu bergabung. Untuk proyek berikutnya saja dia kita masukkan dalam tim.” Jawab Baekhyun sambil kembali menyibukkan dirinya dengan komputer dan kursor yang berada di tangannya.

      ***

      “Baekhyun- ahh kau kenapa????” Jong Hee berusaha menahan lengan Baekhyun. Sikap Baekhyun belakangan ini membuat ia tidak bisa tenang.
      “Jong Hee kumohon lepaskan tangannmu sekarang!” Ujar Baekhyun dengan datar.
      “Anni, jawab pertanyaanku atau kau tidak akan kulepaskan.” Jawab Jong Hee terdengar seperti menantang Baekhyun.
      Dengan sekali sentakan Baekhyun melepaskan cekalan Jong Hee pada lengannya dan membuat gadis itu terjatuh di lantai.
      “Jangan pernah mendekatiku lagi Jong Hee.” Ujar Baekhyun sebelum akhirnya ia melangkahkan kakinya menjauh meninggalkan Jong Hee yang mulai menangis.
            “Saranghaeyo Baekhyun, jeongmal saranghaeyo.” Ujar Jong Hee dalam tangisnya.


            ***

            “Jong Hee- ya, Hei Jong Hee- ya...” Ujar Kyungsoo berusaha membangunkan Jong Hee dari tidurnya.
            “Oh... Oppa, kau belum pulang?”
            “Aissshh kau tidur sangat lelap sekali, hei yak!... kau menangis??? Kau mimpi buruk???” Tanya Kyungsoo.
            “Be.. benarkah???” Jong Hee mengusap kedua pipinya yang ternyata memang basah.
            “Aigoo, kau pasti tertekan dengan sikap Baekhyun dan kawan- kawannya, sudah jangan terlalu dipikirkan, lama- lama kau bisa stress sendiri. Ayo pulang sudah jam sembilan malam. Kajja!” Ajak Kyungsoo.
            Dengan segera Jong Hee membereskan barang- barangnya lalu mengikuti Kyungsoo. Yang sedang asyik melahap semangkuk kecil es krim di tangannya.
            “Besok datanglah jam tujuh aku akan mengajakmu sarapan di kedai bibi belakang, masakannya enak sekali.” Ujar Kyungsoo dengan antusias.
            “Ye..” Jawab Jong Hee dengan sebuah senyuman.
            Ketika sampai di depan pintu masuk lobi kantor Jong Hee dan Kyungsoo berpisah karena Jong Hee masih akan menunggu Jong Dae.
            “Kalau begitu, aku pergi duluan. Jaga dirimu.” Pamit Kyungsoo.
            “Ye, oppa...”
            Sepeninggal Kyungsoo Jong Hee segera mengambil smartphone lalu mengirimkan pesan kepada Jong Dae, dan sambil menunggu Jong Dae, ia memutuskan untuk  memainkan game yang ada di smartphone- nya.
            “Baekhyun hyung, bagaimana kalau malam ini kita ke Champion club, Hyerim ingin mengenalkan teman- temannya kepada kita.” Ujar sebuah suara.
            Jong Hee membalikkan badannya dan mendapati Baekhyun serta sahabat- sahabatnya sedang berjalan menuju ke arahnya, dengan segera ia mengeluarkan earphone, menyambungkannya ke smartphone- nya lalu memasangkannya ke telinganya kemudian ber- akting seolah- olah sedang mendengarkan musik.
            “Hyung, bukankah itu gadis yang asal dimasukkan oleh Joon Myeon hyung?” Jong Hee cukup bisa mendengar suara itu.
            “Hmm, dia sepertinya sedang menunggu seseorang.” Kali ini sebuah suara berat menambahi. Dan saat ini Baekhyun dan sahabat- sahabatnya sudah berada di sampingnya walaupun jarak mereka tidak terlalu dekat.
            “Entahlah yang pasti aku tidak mau tahu.” Ujar sebuah suara yang amat sangat Jong Hee kenali.
            “Baekhyun hyung, kau kelihatan sangat membencinya, ada apa? Apa kau pernah kenal sebelumnya dengan gadis itu?”
            “Kau tidak perlu tahu Sehun, tapi yang pasti aku sangat membencinya.” Ujar Baekhyun dengan suara yang amat sangat menusuk di telinga Jong Hee yang dengan sekuat tenaga sedang berusaha menahan tangisnya.
            “Kau kejam sekali Baekhyun.” Ujar suara berat itu yang langsung disambut oleh tawa dari yang lain.
            Sambil tetap berpura- pura tidak mendengar perkataan Baekhyun, Jong Hee berjalan meninggalkan keempat laki- laki itu, dengan perasaan remuk. Baekhyun membencinya dengan alasan yang tidak pernah ia tahu. Baekhyun sepertinya tidak mau dan tidak akan pernah mengatakan kepadanya apa alasannya, karena sepertinya, tidak peduli sekuat apapun ia memanggil, sebanyak apapun ia memanggil, Baekhyun akan tetap menjauh darinya.


            ***