PROLOG—“Long Gone and Moved On”—The Script
Dengan
malas gadis itu melemparkan tas selempangnya ke tempat tidurnya lalu
ikut menjatuhkan dirinya juga di atas tempat tidur itu. Badmood, itulah
yang dirasakan gadis yang kira- kira berumur 21 tahun itu. Tadi di lokasi
syuting para wartawan mengejarnya dan memberondongnya dengan pertanyaan
seputar kandasnya hubungannya dengan Obiet penyanyi yang sedang naik daun
yang usianya terpaut dua tahun dibawahnya. Lagi- lagi kandas! Setahun
yang lalu ia berpacaran dengan Ozy, presenter muda yang usianya terpaut
tiga tahun dibawahnya juga berakhir tragis lantaran Ozy dikabarkan
selingkuh dengan Acha yang tak lain adalah teman satu sekolah Ozy, dan
sekarang terulang lagi???
Entah kenapa ia merasa bahwa
berpacaran dengan yang lebih muda itu mengasyikkan. Bukannya ia tidak
dilirik oleh pria dewasa. Bukan. Banyak pria yang sudah berusaha
mendekatinya mulai dari sesama artis, politisi, pengusaha, bahkan teman
sekampusnya pun rela menjatuhkan dirinya demi mendapatkan hatinya.
Namun, entah mengapa ia tetap saja hobi dengan daun muda. Apa mungkin ia
mengidap fedofilia? Oik menggeleng keras. Gadis itumelirik tasnya sekilas lalu segera merogoh isi tasnya bermaksud mengambiliPhone- nya.
@OikRmdlani Lebih tua atau lebih muda?
Just
it! Dantweetnya barusan menuai banyak mention dan retweet dari para
fans- nya. Adasalah satu tweet yang membuat Oik pada akhirnya berpikir
bahwa ia harus mencobahal baru.
@KumalaOL coba yang lebih tua dulu deh,yang lebih muda tuh biasanya masih labil ;) @OikRmdlani
Oik
mengerutkan keningnya. Labil? Mungkinkah selama ini Ozy dan Obiet itu
anak labil? Mereka mungkin belum mau terikat dengan sebuah komitmen
serius. Mungkin saja memang seperti itu kenyataannya. Oik menghembuskan
nafas panjang. Ia harus move on! Obiet sudah memutuskan hubungannya demi
mengejar Keke teman seprofesinya yang umurnya lebih muda daripada Obiet.
Oik segera menutup aplikasi twitternya lalu beralih kepada skenario yang
ia bawa dari lokasi syuting tadi. Ia membaca skenarionya itu dengan
seksama, sambil sesekali melafalkannya. Namun itu hanya awalnya saja,
karena pada akhirnya Oik lebih memilih melempar skenario itu ke sofa yang
berada tepat di seberang tempat tidurnya. Dengan lunglai ia melangkahkan
kakinya menuju ruang televisi. Menonton mungkin bisa menenangkan
pikirannya. Ia meraih remote lalu menyalakan televisinya, memilah- milah
channel apa yang akan ia tonton. Jarinya berhenti tepat ketika Obiet
menyanyikan single keduanya yang berjudul ‘I love you moret han you
know’. Obiet tampak begitu menghayati lagu tersebut. Begitu juga dengan
Oik yang sedang menontonnya. Sekilas Oik seperti memutar kembali
jejak kenangannya dengan Obiet beberapa bulan yang lalu. Obiet pernah
menyanyikan lagu ini hanya untuk dirinya sebelum pada akhirnya lagu ini
dirilis.
“Yeeeee!!!!Keren banget tadi penampilan Obiet
Pangrahito!!! Eh, Obietnya kesini dulu dong kita ngobrol- ngobrol
sebentar.” Ujar seorang gadis yang merupakan MC acara tersebut. Oik
segera membesarkan volume televisinya, menyilangkan tangan didepan
dadanya, lalu duduk manis. Menatap layar kaca dengan serius.
“Obiet,apa kabar???” Tanya gadis itu.
“Baik-baik aja Ngel...” Jawab Obiet sambil memamerkan deretan gigi
putihnya. Oik menghela nafas panjang ia rindu senyuman Obiet itu.
“Ini single kamu yang kedua ya Biet? Aduh, serius lagunya menyentuh
banget! Betulkan Yel?” Tanya gadis MC yang bernama Angel itu kepada
rekannya, Gabriel.
“Betul banget Ngel! Dan katanya nih,
lagu ini kamu sendiri yang menciptakan betul nggakBiet?” Obiet hanya
tersenyum menanggapi perkataan Gabriel.
“Ya....Begitulah,”
Oiktersenyum, mengingat betapa repotnya Obiet mengarang lagu ini.
Bayangkan saja, Obiet sampai tidur larut malam demi menyelesaikan lagu
ini.
‘Oik kamu harus denger lagu baru aku, ini aku
ciptain khusus buat kamu! Sekalipun kita putus nanti lagu ini tetap buat
kamu! Karena kamu inspirasiku menulis lagu ini.’
Oik kembali teringat dengan ucapan Obiet itu, lalu menatap televisi
dengan sedih. Kemana perginya semua kenangan- kenangan itu Biet, setelah
kita putus. Batin Oik.
“By the way nih Biet, siapa sih
inspirasi kamu menulis lagu ini. Atau nggak buat siapa sih lagu ini?”
Tanya Angel. Penonton yang berada di studio mulai berteriak heboh, tak
sabar menanti jawaban Obiet. Sementara yang ditanya lebih memilih
menggaruk tengkuknya sambil tersenyum malu- malu. Oik sendiri
sudah ketar- ketir akan kah dirinya disebut oleh Obiet sebagai
penginspirasi lagunya itu?
“Mmm...Inspirasi aku menulis
lagu ini yaaa... Keke!” Ujar Obiet sambil tersenyum mantap. Seketika Oik
merasa hatinya dilempar jauh ke dasar jurang yang sangat dalam. Ia
mencelos. Tadinya ia berharap bahwa Obiet akan menyebutkan
namanya. Menepati perkataannya. Tanpa bisa dibendung airmata Oik mengalir
begitu saja di kedua pipinya, tanpa menunggu lama, Oik segera mematikan
televisinya. Beranjak ke kamarnya lalu menangis sepuasnya.
Obiet jahat! Obiet pembohong! Batin Oik. Benar yang dikatakan para
fans- nya, yang lebih muda memang biasanya labil. Gampang mengeluarkan
janji, susah menepatinya. Gampang berpindah ke lain hati dan sulit
menerima komitmen.
Sejauh ini Oik memang masih sulit
melupakan Obiet, baginya Obiet adalah bagian dari dirinya. Meskipun baru
enam bulan mereka pacaran, Oik tadinya sudah merasa kalau Obiet itu
adalah yang terbaik untuknya, tapi kenyataannya?
Oik membanting handponenya ke sofa tempat ia melemparkan skenarionya
tadi. Tangisnya semakin keras. Obiet! Obiet! Obiet! Kalau begini terus
bagaimana caranya ia bisa move on dari Obiet?
Oik menggeram kesal dalam tangisnya, sebelum pada akhirnya lagu Part of
Me milik KattyPerry mengalun dari handphonenya. Ada panggilan masuk. Oik
melangkah menuju sofa birunya, melirik layar handphone- nyasekilas.
Om
Rio calling...
”Yes????” Ujar Oik ketika ia sudah mengangkat teleponnya.
“Lho Oik, suara kamu kok gitu? Habis nangis???” Tanya suara di seberang.
Suara Rio, suami adik bungsu mamanya yang sekarang tinggal di Bekasi.
“Ahhh... ngga kok om! I’m fine kok. Om apa kabar? Tante Ify kapan
lahiran?” Tanya Oik bertubi-tubi berusaha mengalihkan pembicaraan.
“Kamu nggak usah ngalihin pembicaraan deh Ik, Om baik- baik aja. Menurut
perkiraan dokter sih bulan depan tante kamu lahiran.” Jawab Rio.
“Telepon aku kalau tante mau lahiran! Aku mau jadi orang pertama yang
melihat sepupu aku lahir!” Ujar Oik lalu ditimpali suara tawa Rio.
“Pasti!”Ujar Rio.
Tiba-tiba suatu ide gila terlintas di benak Oik. Tapi, ia sedikit ragu apakah Om-nya ini mau membantunya atau tidak?
“Om, bisa bantu aku nggak?” Tanya Oik ragu- ragu.
“Bantuin apa dulu Ik?” Pertanyaan Rio ini semakin membuat Oik takut. Ia menggigit bibirnya dengan keras.
“Ng...itu... Kenalin Oik sama salah satu teman Om dong!” Ujar Oik. Dan
pasti setelah ini om kesayangannya itu akan memekik.
1.....
2.....
3.....
“ASTAGAOIK! KAMU NGGAK SERIUS DENGAN PERKATAAN KAMU KAN???” Tepat
dugaan Oik. Om- yaitu berbicara dengan volume yang sangat memekakkan
telinga. Oik sampai harus menjauhkan handphone- nya dari telinganya.
“Aduh Om! Jangan teriak- teriak dong! Santai aja, iya aku serius! Bosen
pacaran sama yang di bawah umur aku, mau nyoba pacaran sama yang lebih
tua nih ceritanya.Hehehe...” Ujar Oik sambil menyengir ria. Rio
mendecak. Bingung dengan tingkah keponakannya yang satu ini.
“Memangnya kamu nggak bisa nyari yang seumuran sama kamu?”
“Ahhhh... ngga seru tahu Om! Lagian udah pernah pacaran sama yang
seumuran. Kali ini aku pengen pacaran sama yang lebih tua!” Ujar Oik
dengan mantap.
“Ik,dengerin Om! Pacaran sama yang
lebih dewasa dari kita itu sudah lebih mementingkan komitmen lho! Kamu
udah siap?” Tanya Rio.
Hening untuk beberapa saat.
“Udah om! Selama ini aku juga nyari yang bisa diajak berkomitmen. Tapi
ternyata pilihan aku payah semua!”
Rio menghela nafas panjang. “Yakin?”
“Banget om!”
“Okay, jangan salahin om kalau umurnya ketuaan!”
“Ih,Om! Jangan yang terlalu tua juga dong!” Ujar Oik. Terdengar suara tawa Rio dari seberang.
“Oke..Oke..”
“Udahan ya om, aku mau baca skenario aku dulu! Bye om!!!” Ujar Oik sebelum memutuskan sambungannya.
Oik tersenyum puas, ia bertekad dalam hatinya bahwa ia akan move on dan
melupakan Obiet. Cowo labil seperti Obiet memang harus dilupakan, batin
Oik menyemangati dirinya. Berubah itu lebih baik. Apalagi Om
kesayangannya itu sudah mau membantu Oik untuk move on. Hah... selamat
tinggal Obiet. It’s time to get areal. Yeahhh...
***
“—Oh from this moment on, I’m changing the way i feel yeah! From this moment on, It’s time to get a real—“
***
Hai kawan sudah tau sekarang nonton serial drama korea bisa di hp kamu sangat mudah, cukup download aplikasi MYDRAKOR di GooglePlay gratis MYDRAKOR menghadirkan nuasa menonton film drama korea sangat mudah, MYDRAKOR banyak pilihan film drama korea terbaru.
BalasHapushttps://play.google.com/store/apps/details?id=id.mydrakor.main
https://www.inflixer.com/