Selasa, 24 September 2013

21 vs 32 [PROLOG]

PROLOG—“Long Gone and Moved On”—The Script

            Dengan malas gadis itu melemparkan tas selempangnya ke tempat tidurnya lalu ikut menjatuhkan dirinya juga di atas tempat tidur itu. Badmood, itulah yang dirasakan gadis yang kira- kira berumur 21 tahun itu. Tadi di lokasi syuting para wartawan mengejarnya dan memberondongnya dengan pertanyaan seputar kandasnya hubungannya dengan Obiet penyanyi yang sedang naik daun yang usianya terpaut dua tahun dibawahnya. Lagi- lagi kandas! Setahun yang lalu ia berpacaran dengan Ozy, presenter muda yang usianya terpaut tiga tahun dibawahnya juga berakhir tragis lantaran Ozy dikabarkan selingkuh dengan Acha yang tak lain adalah teman satu sekolah Ozy, dan sekarang terulang lagi???
            Entah kenapa ia merasa bahwa berpacaran dengan yang lebih muda itu mengasyikkan. Bukannya ia tidak dilirik oleh pria dewasa. Bukan. Banyak pria yang sudah berusaha mendekatinya mulai dari sesama artis, politisi, pengusaha, bahkan teman sekampusnya pun rela menjatuhkan dirinya demi mendapatkan hatinya. Namun, entah mengapa ia tetap saja hobi dengan daun muda. Apa mungkin ia mengidap fedofilia? Oik menggeleng keras. Gadis itumelirik tasnya sekilas lalu segera merogoh isi tasnya bermaksud mengambiliPhone- nya.

            @OikRmdlani Lebih tua atau lebih muda?

            Just it! Dantweetnya barusan menuai banyak mention dan retweet dari para fans- nya. Adasalah satu tweet yang membuat Oik pada akhirnya berpikir bahwa ia harus mencobahal baru.

            @KumalaOL coba yang lebih tua dulu deh,yang lebih muda tuh biasanya masih labil ;) @OikRmdlani

             Oik mengerutkan keningnya. Labil? Mungkinkah selama ini Ozy dan Obiet itu anak labil? Mereka mungkin belum mau terikat dengan sebuah komitmen serius. Mungkin saja memang seperti itu kenyataannya. Oik menghembuskan nafas panjang. Ia harus move on! Obiet sudah memutuskan hubungannya demi mengejar Keke teman seprofesinya yang umurnya lebih muda daripada Obiet.
            Oik segera menutup aplikasi twitternya lalu beralih kepada skenario yang ia bawa dari lokasi syuting tadi. Ia membaca skenarionya itu dengan seksama, sambil sesekali melafalkannya. Namun itu hanya awalnya saja, karena pada akhirnya Oik lebih memilih melempar skenario itu ke sofa yang berada tepat di seberang tempat tidurnya. Dengan lunglai ia melangkahkan kakinya menuju ruang televisi. Menonton mungkin bisa menenangkan pikirannya. Ia meraih remote lalu menyalakan televisinya, memilah- milah channel apa yang akan ia tonton. Jarinya berhenti tepat ketika Obiet menyanyikan single keduanya yang berjudul ‘I love you moret han you know’. Obiet tampak begitu menghayati lagu tersebut. Begitu juga dengan Oik yang sedang menontonnya. Sekilas Oik seperti memutar kembali jejak kenangannya dengan Obiet beberapa bulan yang lalu. Obiet pernah menyanyikan lagu ini hanya untuk dirinya sebelum pada akhirnya lagu ini dirilis.
            “Yeeeee!!!!Keren banget tadi penampilan Obiet Pangrahito!!! Eh, Obietnya kesini dulu dong kita ngobrol- ngobrol sebentar.” Ujar seorang gadis yang merupakan MC acara tersebut. Oik segera membesarkan volume televisinya, menyilangkan tangan didepan dadanya, lalu duduk manis. Menatap layar kaca dengan serius.
            “Obiet,apa kabar???” Tanya gadis itu.
            “Baik-baik aja Ngel...” Jawab Obiet sambil memamerkan deretan gigi putihnya. Oik menghela nafas panjang ia rindu senyuman Obiet itu.
            “Ini single kamu yang kedua ya Biet? Aduh, serius lagunya menyentuh banget! Betulkan Yel?” Tanya gadis MC yang bernama Angel itu kepada rekannya, Gabriel.
            “Betul banget Ngel! Dan katanya nih, lagu ini kamu sendiri yang menciptakan betul nggakBiet?” Obiet hanya tersenyum menanggapi perkataan Gabriel.
            “Ya....Begitulah,”
            Oiktersenyum, mengingat betapa repotnya Obiet mengarang lagu ini. Bayangkan saja, Obiet sampai tidur larut malam demi menyelesaikan lagu ini.
            ‘Oik kamu harus denger lagu baru aku, ini aku ciptain khusus buat kamu! Sekalipun kita putus nanti lagu ini tetap buat kamu! Karena kamu inspirasiku menulis lagu ini.’
            Oik kembali teringat dengan ucapan Obiet itu, lalu menatap televisi dengan sedih. Kemana perginya semua kenangan- kenangan itu Biet, setelah kita putus. Batin Oik.
            “By the way nih Biet, siapa sih inspirasi kamu menulis lagu ini. Atau nggak buat siapa sih lagu ini?” Tanya Angel. Penonton yang berada di studio mulai berteriak heboh, tak sabar menanti jawaban Obiet. Sementara yang ditanya lebih memilih menggaruk tengkuknya sambil tersenyum malu- malu. Oik sendiri sudah ketar- ketir akan kah dirinya disebut oleh Obiet sebagai penginspirasi lagunya itu?
            “Mmm...Inspirasi aku menulis lagu ini yaaa... Keke!” Ujar Obiet sambil tersenyum mantap. Seketika Oik merasa hatinya dilempar jauh ke dasar jurang yang sangat dalam. Ia mencelos. Tadinya ia berharap bahwa Obiet akan menyebutkan namanya. Menepati perkataannya. Tanpa bisa dibendung airmata Oik mengalir begitu saja di kedua pipinya, tanpa menunggu lama, Oik segera mematikan televisinya. Beranjak ke kamarnya lalu menangis sepuasnya.
            Obiet jahat! Obiet pembohong! Batin Oik. Benar yang dikatakan para  fans- nya, yang lebih muda memang biasanya labil. Gampang mengeluarkan janji, susah menepatinya. Gampang berpindah ke lain hati dan sulit menerima komitmen.
            Sejauh ini Oik memang masih sulit melupakan Obiet, baginya Obiet adalah bagian dari dirinya. Meskipun baru enam bulan mereka pacaran, Oik tadinya sudah merasa kalau Obiet itu adalah yang terbaik untuknya, tapi kenyataannya?
            Oik membanting handponenya ke sofa tempat ia melemparkan skenarionya tadi. Tangisnya semakin keras. Obiet! Obiet! Obiet! Kalau begini terus bagaimana caranya ia bisa move on dari Obiet?
            Oik menggeram kesal dalam tangisnya, sebelum pada akhirnya lagu Part of Me milik KattyPerry  mengalun dari handphonenya. Ada panggilan masuk. Oik melangkah menuju sofa birunya, melirik layar handphone- nyasekilas.  

Om Rio calling...

            ”Yes????” Ujar Oik ketika ia sudah mengangkat teleponnya.
            “Lho Oik, suara kamu kok gitu? Habis nangis???” Tanya suara di seberang. Suara Rio, suami adik bungsu mamanya yang sekarang tinggal di Bekasi.
            “Ahhh... ngga kok om! I’m fine kok. Om apa kabar? Tante Ify kapan lahiran?” Tanya Oik bertubi-tubi berusaha mengalihkan pembicaraan.
            “Kamu nggak usah ngalihin pembicaraan deh Ik, Om baik- baik aja. Menurut perkiraan dokter sih bulan depan tante kamu lahiran.” Jawab Rio.
            “Telepon aku kalau tante mau lahiran! Aku mau jadi orang pertama yang melihat sepupu aku lahir!” Ujar Oik lalu ditimpali suara tawa Rio.
            “Pasti!”Ujar Rio.
            Tiba-tiba suatu ide gila terlintas di benak Oik. Tapi, ia sedikit ragu apakah Om-nya ini mau membantunya atau tidak?
            “Om, bisa bantu aku nggak?” Tanya Oik ragu- ragu.
            “Bantuin apa dulu Ik?” Pertanyaan Rio ini semakin membuat Oik takut. Ia menggigit bibirnya dengan keras.
            “Ng...itu... Kenalin Oik sama salah satu teman Om dong!” Ujar Oik. Dan pasti setelah ini om kesayangannya itu akan memekik.

            1.....

            2.....

            3.....

            “ASTAGAOIK! KAMU NGGAK SERIUS DENGAN PERKATAAN KAMU KAN???” Tepat dugaan Oik. Om- yaitu berbicara dengan volume yang sangat memekakkan telinga. Oik sampai harus menjauhkan handphone- nya dari telinganya.
            “Aduh Om! Jangan teriak- teriak dong! Santai aja, iya aku serius! Bosen pacaran sama yang di bawah umur aku, mau nyoba pacaran sama yang lebih tua nih ceritanya.Hehehe...” Ujar Oik sambil menyengir ria. Rio mendecak. Bingung dengan tingkah keponakannya yang satu ini.
            “Memangnya kamu nggak bisa nyari yang seumuran sama kamu?”
            “Ahhhh... ngga seru tahu Om! Lagian udah pernah pacaran sama yang seumuran. Kali ini aku pengen pacaran sama yang lebih tua!” Ujar Oik dengan mantap.
            “Ik,dengerin Om! Pacaran sama yang lebih dewasa dari kita itu sudah lebih mementingkan komitmen lho! Kamu udah siap?” Tanya Rio.
            Hening untuk beberapa saat. “Udah om! Selama ini aku juga nyari yang bisa diajak berkomitmen. Tapi ternyata pilihan aku  payah semua!”
            Rio menghela nafas panjang. “Yakin?”
            “Banget om!”
            “Okay, jangan salahin om kalau umurnya ketuaan!”
            “Ih,Om! Jangan yang terlalu tua juga dong!” Ujar Oik. Terdengar suara tawa Rio dari seberang.
            “Oke..Oke..”
            “Udahan ya om, aku mau baca skenario aku dulu! Bye om!!!” Ujar Oik sebelum memutuskan sambungannya.
            Oik tersenyum puas, ia bertekad dalam hatinya bahwa ia akan move on dan melupakan Obiet. Cowo labil seperti Obiet memang harus dilupakan, batin Oik menyemangati dirinya. Berubah itu lebih baik. Apalagi Om kesayangannya itu sudah mau membantu Oik untuk move on. Hah... selamat tinggal Obiet. It’s time to get areal. Yeahhh...

            ***
            “—Oh from this moment on, I’m changing the way i feel yeah! From this moment on, It’s time to get a real—“
            ***

1 komentar:

  1. Hai kawan sudah tau sekarang nonton serial drama korea bisa di hp kamu sangat mudah, cukup download aplikasi MYDRAKOR di GooglePlay gratis MYDRAKOR menghadirkan nuasa menonton film drama korea sangat mudah, MYDRAKOR banyak pilihan film drama korea terbaru.

    https://play.google.com/store/apps/details?id=id.mydrakor.main

    https://www.inflixer.com/

    BalasHapus